TEKNOLOGI MUTASI VARIEGATA PADA TANAMAN HIAS
Oleh
Ir. Edhi
Sandra MSi
Dosen IPB
University dan Pemilik Esha Flora Plant And Tissue Culture
ABSTRAK
Mutasi variegata pada tanaman hias mampu
meningkatkan harga tanaman hias meningkat dengan pesat. Mutasi vareigata secara
alamiahnya sangat kecil peluangnya, dengan memaparkan secara rinci terkait
mutasi variegata diharapkan didapatkan SOP dan strategi untuk memberikan
perlakuan mutasi variegata dengan peluang mendapatkan hasil variegata yang
relative besar.
Strategi menggabungkan semua faktor yang berperan
didalam membuat variegata dilakukan, mulai dari karakteristik mutasi vareigata,
fisiologi tanaman, perlakuan manual untuk memperbesar peluang terkena ke daerah
target, jenis bahan kimia yang dapat menyebabkan variegate, seperti EMS,
Kolkisin, Streptomicine dalm konsentrasi ekstrim tinggi, giberelin konsentrasi
ekstrim tinggi. Pemberian perlakuan mutase variegate secara manual langsung ke
tanaman masih jarang dilakukan orang. Di negara maju mereka lebih menggunakan
radiasi sinar gamma.
Permasalahan dalam perlakuan mutase variegata
seperti ini seringkali dihasilkan tnaman yang albino total, untuk mendapatkan
tanaman yang belang variegatanya atau separuh variegate dan separuh normal
sanagat sulit, keran seringkali tanaman terpapar seluruh selnya sehingga jarang
di dapatkan kondisi yang belang-belang. Hal ini bisa didapatkan pada hasil
subkultur atau turunan pembelahan yang kesekian kalinya.
TEKNOLOGI MUTASI VARIEGATA PADA TANAMAN HIAS
Oleh
Ir. Edhi
Sandra MSi
Dosen IPB
University dan Pemilik Esha Flora Plant And Tissue Culture
BAB I. PENDAHULUAN
Pendahuluan
Tanaman
hias daun saat ini sedang “naik daun”. Tidak hanya di dalam negeri tapi juga di
luar negeri. Keanekargaman hayati dan keindahan ragam bentuk, ukuran corak
warna yang sangat beragam dan indah membuat hati menjadi tentram dan damai.
Indonesia
adalah Negara mega biodiversity. Indonesia adalah surge dengan berbagai corak
warna dan bentuk daun serta ukuran yang sangat beranekaragam dan sangat indah.
Keberadaannya membuat hati menjadi lebih nyaman dan tentram
Kebahagiaan
dan kepuasan akan didapatkan tatkala berhasil menumbuhkan ,merawat dan
memperbanyak tanaman hias daun tersebut. Tanaman hias daun yang dirawat dengan
penuh kasih sayang akan menampilkan keindahan yang optimal sangat indah dan
cantik. Pertumbuhan tanaman, tumbuhnya pucuk daun bertambah tinggi dan rimbunya
tanaman membuat kepuasan dan kebahagiaan tersendiri, sama seperti kita merawat
diri dan anak kita. Bahkan tidak sedikit yang sudah mampu berhubungan batin
dengan tanaman hias daun peliharaannya. Mereka dapat berkomunikasi dan saling
memberikan aksi dan reaksi mengenai yang dirasakan masing-masing. Diketahui
juga bahwa di dalam agama islam bahwa semua mahluk ciptaan Allah, sebenarnya
adalah hidup dan mereka semua selalu mengagungkan Allah, selalu berzikir,
bertasbih. Mereka diciptakan untuk dapat memberikan manfaat bagi manusia
sebagai khalifah di muka Bumi ini.
Oleh
sebab itulah, bila kita merawat tanaman dalam rangka dan kaitan beribadah pada
Allah, dalam rangka memberikan kemaslahatan bagi banyak pihak maka tanaman juga
akan ikhlas dan akan mendukung yang kita lakukan.
Kelembutan
hati, kehalusan perasaan dan belas kasih sayang yang dapat merasakan
sinyal-sinyal komunikasi antara kita dengan Tanaman hias Daun yang dimiliki.hal
ini sangat penting bila kita ingin sukses dalam berusaha di bidang Tanaman hais
daun ini. Bagaimana kita tau dan merasakan apa yang dirasakan tanaman, bila kitanya
sangat kasar dan tidak berperasaan, sehingga apa yang terjadi pada tanaman kita
tidak dapat memahaminya.
Kontak
hati antar pemilik dengan tanaman hias daun merupakan hal penting dalam
memahami apa yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman hias daun tersebut Bila
hal ini sudah kita miliki, maka selanjutnya yang perlu diperhatikan bahwa kita
melakukan usaha adalah dalam rangka memberikan kemaslahatan , kebaikan bagia
semua, termasuk juga pada Tanaman itu sendiri. Tanaman yang kita rawat bukanlah
objek, tapi subjek yang perlu kita hargai dan
perhatikan kebutuhan untuk hidupnya, agar dapat tumbuh sesuai dengan
yang kita inginkan, misalnya cepat tumbuh, mudah diperbanyak dan tahan terhadap
penyakit.
Kompetensi
dan keahlian di dalam merawat tanaman hias daun harus didasarkan pada kontak
hati/batin tersebut, “Rasa” yang dialami pemilik tanaman bila sedang merawat
tanamannya. Setelah itulah maka kita akan tergerak untuk dapat mencari tahu,
belajar dan mengusahakan agar tanaman hias daun yang kita miliki dapat hidup
dengan baik dan nyaman. Bila sudah demikian maka imbal baliknya adalah Tanman
hias daun akan memberikan penampilan yang sangat indah dan cantik serta tumbuh
dengan cepat sesuai dengan yang kita inginkan.
Mengetahui
mengenai kebutuhan hidup suatu tanaman, mengatasi masalah pertumbuhan dan
segudang permasalahan budidaya akan dapat diatasi dengan mudah bila kita sudah
ikhlas dan rela untuk mau belajar dan memahaminya demi kesehatan dan
kesejahteraan tanaman hias daun tersebut.
Tahapan
selanjutnya, saat kita mau berusaha dan berwirausaha tanaman hias daun sebagai
subjeknya, maka kita harus memilki niat suci bersih untuk tidak merugikan orang
lain, hati yang tulus dan suci untuk memberikan kebahagiaan pada diri dan orang
lain, akan membuat Tanaman hias daun yang kita miliki menjadi ikhlas dan
bahagia karena dirinya sudah dapat memberikan kebahagiaan bagi para penjual dan
pembelinya.
Uraian
di atas menyiratkan bahwa kita tidak akan dapat sukses di dalam menumbuhkan
tanaman hias daun, dan kita tidak akan dapat sukses berwirausaha tanaman hias
daun, bila kita hanya melihat dari segi ekonomi saja. Tanaman dipandang sebagai
objek dan benda mati, sehingga perlakuan yang diberikan terlalu kasar dan tidak
memperhatikan kondisi tanamannya. Dia tidak akan mampu mengetahui kondisi yang
sebenarnya dari tanaman yang dimilikinya sehingga seringkali salah perlakuan
sehingga pada akhirnya tanaman akan merana dan mati dan menghasilkan produk
tanaman yang tidak tampil prima.
Peluang Wirausaha Tanaman Hias Daun
Saat
ini banyak orang yang keluar dari pekerjaannya baik karena pensiun, dikeluarkan
atau mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Kemudian mencari peluang
wirausaha baru yang menyenangkan, tidak memerlukan tempat yang terlalu luas,
tidak terlalu berat tapi dapat menghasilkan financial yang memadai.
Salah
satu alternatifnya adalah wirausaha tanaman hias daun. Cukup dengan
keterampilan memperbanyak tanaman hias daun, dengan hanya memanfaatkan halaman
rumah seadanya, maka kita sudah dapat berwirausaha tanaman hias daun.
Apalagi
saat ini zamannya 4.0, kita dapat mempromosikan produk tanaman hias daun via
online. Dan dari beberapa teman yang memang sudah berwirausaha tanaman hias
daun, mereka mendapatkan order dari luar negeri dan nilai nominal yang di dapat
cukup mencengangkan yaitu puluhan juta.
Sebagai
contoh beberapa mitra dan peserta pelatihan esha Flora mendapatkan order
penjualan tanaman hias daun ke luar negeri dengan nilai puluhan juta rupiah,
Bapak Redi, Ibu Mas Ayu, Ibu Mery, Mas Alfarizi dan teman-teman petani di ciapus
yang memeang mereka sudah sejak awal berwirausaha tanaman hias daun juga
mendapat keuntungan yang besar dari trend dan fenomena saat ini.
Tanaman Hias Daun Variegata
Tanaman
hias daun variegata adalah tanaman hias daun yang memiliki daun yang belang putih.
Dan belang putihnya dapat beragam bentuknya. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan gen yang bersifat permanen. Perubahan gen yang menyebabkan warna daun
menjadi belang putih disebut dengan istilah variegata.
Perubahan
gen yang bersifat permanen ini disebut dengan mutasi. Mutasi yang terjadi
secara alami di alam frekuensi kejadiannya sangat langka, bila di perbandingkan
maka 1 : 1.000.000 kalinya. Oleh sebab itulah maka harga tanaman hias daun yang
bermutasi dan variegate menjadi sangat mahal. Saat ini sedang ramai tanaman
hias daun Monstera variegata. Bila tanaman monster yang normal biasa harganya
sekitar puluhan ribu atau ratusan ribu, maka bila monster tersebut adalah
Monstera variegata maka nilai nominalnya meningkat tinggi menjadi jutaan bahkan
puluhan juta untuk satu tanamannya.
Disatu
sisi tanaman hias daun Monstera variegata adalah sangat cantik dengan belang
putih pada daunnya. Dan siapa saja yang memilki tanaman hias daun monster
variegate dapat emmperbanyaknya dan merawatnya hingga besar, maka ia berpeluang
untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi dari hasil penjualan Monstera
variegate tersebut. Oleh sebab itulah maka para pelaku berarni membeli dengan
harga tinggi karena memang trend yang sangat keras dan meluas ke tingkat
internasional, maka diprediksi Monstera variegata akan memiliki trend yang
cukup panjang dengan harga yang masih sangat bagus. Diperkirakan akan mampu
bertahan sekitar 2-3 tahunan. Bila kita memiliki dan bisa memperbanyak tanaman
hias daun monster variegata maka kita berpeluang mendapatkan penghasilan yang
tinggi.
Merebut Peluang Agribisnis Tanaman Hias Variegata.
Untuk
dapat merebut peluang agribisnis tanaman hias variegate maka kita harus
mendapatkan tanaman hias variegate yang berkualitas kemudian dapat
dikembangbiakan sehingga berjumlah lebih banyak dan kemudian dijual kembali
dengan harga yang cukup tinggi sesuai dengan ukuran dan kualitas variegatanya.
Untuk
dapat tanaman hias daun variegate maka kita harus memiliki jaringan yang sangat
luas di level bawah (dalam hal ini level petani), karena pada level ini harga
tanaman hias variegata masih relative lebih murah. Tetapi belakangan ini di
level petani harga juga mulai membumbung tinggi karena faktor 4.0, pembeli dari
luar negeri dapat langsung akses ke petani, pembeli luar negeri dapat langsung
berkomunikasi dengan para petani di ciapus. Oleh sebab itulah terjadi hal yang
sangat fenomenal, bahwa petani di ciapus berani membeli tanaman hias daun
variegata dari temannya dengan harga puluhan juta rupiah. Keberanian mereka dalam
membeli tanaman hias daun variegata adalah karena meraka telah membuktikan
bahwa mereka sendiri mampu menjual dari hasil perbanyakannya langsung ke luar
negeri dengan harga yang tinggi.
Oleh
sebab itulah keberadaan tanaman hias daun variegate menjadi baan rebutan bagi
para pelaku usaha tanaman hias daun. Dan harga tanaman hias daun akan semakin
membumbung tinggi. Sebagai contoh saat ini harga bibit monstera variegata
dengan tiga daun anakan harganya sekitar Rp. 1.500.000. Bila kita mempunyai
bibit dengan 3 daun berarti memiliki 3 titik tumbuh, berarti bahwa bahan bibit
tersebut dapat di ”potong / di Rajang” setiap titik tumbuhnya sehingga akan
menghasilkan 3 anakan monstera variegata.
Lalu
pertanyaannya bagaimana kita mendapatkan tanaman variegata ? sementara
keberadaanya semakin jarang dan harga semakin membumbung tinggi. Kemudian
terbersit fikiran, apakah variegata dapat di buat? Jawabannya secara teoritis
ilmiah adalah ”Bisa dibuat”. Wah kalau saja variegata bisa dibuat maka kita
akan memiliki peluang keuntungan yang sangat besar. Tapi kenapa sampai sekarang
koq tidak ada yang membuat? Berarti ada sesuatu yang menyebabkan bahwa proses
pembuatan tanaman hias daun variegata tidak mudah dilakukan.
Hal-hal
yang membuat Tanaman variegata tidak mudah dibuat adalah sebagai berikut:
1. Belum
adanya SOP tentang pembuatan variegate yang memuaskan (diketahui umum), hal ini
selain bersifat sangat rahasia dan juga terkait dengan status kelangkaan
(jumlah individu jenis) yang sengaja dibuat langka agar tanaman tidak jatuh
harganya.
2. Secara
ilmiah diketahui bagaimana proses pembuatan variegate tapi kenyataannya bila
SOP tersebut diikuti tidak spontan menghasilkan variegata, bahkan seringkali
gagal yang ditemui.
3. Kegagalan
dalam pembuatan dan perlakuan variegate karena belum adanya metode baku dan
konsentrasi serta dosis yang tepat dan dapat menstimulir variegata.
4. Disamping
itu mahalnya bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pemberian perlakuan
variegata juga menjadi penghambat utama orang mau mencobakannya
5. Disamping
itu juga cara perlakuan yang diberikan pada tanaman sangat menentukan
keberhasilan dalam menghasilkan tanaman variegata.
Tujuan
dari penulisan buku ini adalah menuangkan semua hal terkait dengan variegata
dan prinsip-prinsip dalam pembuatan variegata, maka selanjutnya, para pembaca
dan pelaku usaha tanaman variegata yang mempunyai motivasi dan modal yang kuat
yang dapat mencobakan perlakuan variegata untuk menghasilkan tanaman variegate
Dengan
membaca buku ini maka siapa saja dapat mengembangkan teoritis ilmiah dan
logikanya untuk dapat mencoba perlakuan yang diharapkan dapat menghasilkan
tanaman variegata. Dengan perlakuan dan cara yang terdokumentasikan maka setiap
perlakuan yang dicobakan akan dapat dievaluasi sehingga lambat laun kita pasti
dapat menghasilkan tanaman variegata. Di Indonesia karena kita baru dalam
memberikan perlakuan variegata ini maka kita belum baku dalam perlakuan
pembuatan variegata. Lain halnya di luar negeri ilmu dan teknologi pembuatn
variegata sudah sangat mendalam dan jauh sehingga dengan mudah mereka dapat
menyusun SOP baku dalam pembuatan tanaman variegata.
Dalam
buku ini akan diuraikan prinsip dasar, aspek yang berpengaruh, faktor
fisiologis, faktor yang mempengaruhi, cara perlakuan yang efektif, momen yang
dapat dilakukannya perlakuan variegata, zat yang dapat menyebabkan perubahan
variegata dan lain sebagainya.
BAB II. MUTASI DAN VARIEGATA
Pendahuluan
Karakter,
sifat yang muncul dari suatu tanaman ditentukan oleh genetiknya. Gen adalah
rangkaian asam nukleat yang ada di dalam inti sel. Dalam satu sel mengandung
rangkaian genetik yang lengkap untuk dapat membentuk individu yang baru. Gen
inilah yang menentukan semua sifat dan karakter mulai dari fisiologi,
anatomi,morfologi dan kemampuan dan daya tahan terhadap sesuatu.
Genetik
lah yang menentukan suatu tanaman tersebut menghasilkan bentuk, warna dan
ukuran daun, bunga buah. Genetiklah yang menentukan suatu tanaman menghasikan
bahan metabolit sekundar saja. Genetiklah yang mempengaruhi ukuran, bentuk dan
postur suatu tanaman.
Perubahan Yang Bukan Mutasi
Variasi
sifat yang muncul dari suatu kelompok populasi atau perubahan sifat dari suatu
individu belum tentu disebabkan oleh perubahan genetik. Ada kemungkinan
perubahan sifat dan karakter disebabkan oleh sifat fisiologis, sifat morfologis
terkait dengan umur.
Sebagai
contoh, untuk mudahnya, saya umur 23 tahun adalah seorang pemuda yang cekatan,
dapat melakukan gerakan salto, pandai beladiri dan dengan postur yang atletis
dan ramping, sedangkan sekarang pada umur 53 tahun badan mulai melebar, gemuk,
gerakan melambat dan tidak mampu melakukan gerakan bela diri. Perubahan ini
bukanlah perubahan genetik. Gennya sama tapi umurnya yang berubah dan ini
berdampak pada sifat dan karakter yang dimunculkan.
Mutasi
Mutasi
adalah suatu perubahan yang terjadi pada level gen. Perubahan yang terjadi pada
level gen ini konsekuensinya pada perubahan sifat dan karakter yang bersifat
permanen. Mutasi yang terjadi secara alamiah adalah sangat langka. Oleh sebab
itulah bila kita mendapatkan tanaman yang termutasi maka tanaman tersebut
bernilai komersial tinggi. Frekuensi perbandingan antara yang normal dan yang
mutasi adalah sekitar 1 : 1.000.000 kalinya. Mutasi yang bernilai komersial
tinggi adalah Variegata, Kristata dan Kompakta. Variegata adalah suatu mutasi yang menyebabkan daun menjadi belang
putih. Adanya warna putih tersebut yang menyebabkan warna daun jadi unik dan
cantik. Bentuk variegata ada yang berupa bercak putih, spot putih, buatan
sebenarnya sudah ada atau ngeblok putih, semburat putih, garus putih, list
putih pada bagian pinggir daun. Kristata
adalah mutasi yang menyebabkan phylotaksis atau pola sebaran tempat tumbuhnya
daun tidak membentuk spiral tapi membentuk seperti kipas, cantik sekali. Kompakta adalah mutasi yang menyebabkan
titi tumbuh merapat sangat rapat dan ukuran daun menjadi lebih kecil dan
lembut, sehingga terlihat seperti gumpalan atau rambut, indah sekali.
Sedemikian bernilainya tanaman yang termutasi maka akan sangat menguntungkan
bila kita dapat membuat mutasi. Bagaimana kita dapat membuat mutasi, maka perlu
memahami semua hal yang terkait dengan mutasi, factor-faktor yang mempengaruhi
dan bagaimana sebenarnya proses terjadinya mutasi. Untuk itulah maka dibuat
buku ini. Dalam buku ini akan diuraikan hal-hal yang terkait mutasi tersebut
sehingga kita bisa berusaha memahami dan berusaha membuat perencanaan perlakuan
mutasi serta mampu mengevaluasi permasalahan yang ada, kenapa mutasi belum juga
berhasil. Jadi dari buku ini nantinya akan banyak pembaca yang dengan keuletan
dan ketekunannya dalam mencobakan dan membuat berbagai perlakuan dan akhirnya
akan berhasil mendapatkan mutasi dan bila sudah demikian maka hanya kita
sajalah yang tahu karena hanya kita yang mencobakan perlakuan yang diberikan.
Variegata
Variegata
adalah salah satu dari mutasi yang menyebabkan berubahnya warna daun. Ada yang
berubah menjadi belang putih, belang kuning atau gabungan dari keduanya. Dalam
buku ini hanya dibahan terkait dengan mutasi variegate karena mutasi inilah
yang sedang ngetrend saat ini. Walau sebenarnya secara prinsipnya sama saja,
bila kita sudah menemukan factor atau perlakuan yang memberikan hasil maka
perlakuan tersebut menjadi rahasia dan keunggulan usaha.
Ragam Mutasi
Perubahan
mutasi sebenarnya sangat beragam. Dalam hal ini kita tidak membahas perubahan
asam-asam nukleat di dalam inti sel, tapi perubahan sifat dan karakter yang
ditimbulkan oleh perubahan mutasi tersebut. Dampak perubahan sifat dan karakter
akibat mutasi yang pernah dilihat atau terjadi adalah:
1. Variasi
bentuk dan ukuran
2. Variasi
corak dan paduan warna
3. Variasi
fisiologi dan kandungan bahan bioaktif yang dihasilkan
4. Variasi
ketahanan terhadap serangan hama penyakit
5. Variasi
anatomi dan morfologi
6. Variasi
kualitas rasa dan aromatik
7. Variasi
kecepatan tumbuh dan postur tanaman
8. Variasi
peran di dalam ekosistem
Mutasi di Alam
Mutasi
yang terjadi di alam sangatlah sedikit oleh sebab itulah harga tanaman mutasi
sangat mahal karena sangat langka. Beberapa penyebab terjadinya mutasi di alam
adalah sebagai berikut:
1. Defisiensi unsure mikro
esensial yang mengakibatkan perubahan susunan
asam nukleat
2. Keberadaan
logam berat yang secara tidak
sengaja terdapat di alam, atau akibat adanya polusi akan mempengaruhi proses
replikasi DNA sehingga menyebabkan berubahnya susunan asam-asam nukleat penyusun
sifat atau karakter suatu tanaman.
3. Cepatnya proses
pembelahan sel atau cepatnya proses replikasi DNA
sementara disisi lain terdapat hambatan ketersediaan komponen asam nukleat
sehingga ketersediaan sam nukleat menjadi sangat kurang dan banyak yang cacat,
halini akan berdampak pada perubahan sususnan asam nuleat yang dihasilkan.
4. Adanya bahan organic di
alam yang bersifat ekstrim keras atau beracun
yang mempengaruhi proses replikasi DNA atau mampu merusah DNA itu sendiri.
5. Adanya kondisi
lingkungan ekstrim yang dapat mengganggu
replikasi DNA atau DNA tanaman.
6. Adanya gangguan
pertumbuhan ekstrim yang beradmpak pada
terganggunya pertumbuhan dan mengganggu arah pertumbuhan dan mengganggu porses
repliaksi DNA di titik tumbuh (meristem).
Bagaimana Dan kapan Mutasi Dapat terjadi ?
Untuk
dapat menjawab pertanyaan tersebut maka kita harus mampu mengkritisinya, harus
mampu mengevaluasi dengan sistematis.Kita harus kembali pada teori dasar, teori
ilmiah yang ada yang terkait dengan topic yang sedang kita bahas. Hal inilah
yang seringkali susah bagi orang awam karena teori ilmiah yang diperlukan untuk
mengevaluasi topik tersebut belum dimiliki, bukan berarti tidak bisa, tapi
orang tersebut harus menambah usahanya untuk mencari literature dan informasi
terkait topik yang akan dipahami dan dievaluasi tersebut.
Baik
saya akan mengajak para pembaca untuk secara perlahan dan bertahap mengevaluasi
masalah ini, harapannya dengan kasus ini, para pembaca bisa menerapkan cara
evaluasi untuk menjawab berbagai permasalahan yang ditemui.
Untuk
dapat menjawab pertanyaan tersebut maka secara kritis harus direnungkan kalimat
tersebut, subjek dan objeknya. Bagaimana dan kapan Mutasi dapat terjadi? Maka
hal pertama yang harus diketahui adalah apa itu Mutasi? Maka harus dicari semua
informasi dan literartur terkait mutasi.
Kemudian
akan di dapat informasi bahwa mutasi adalah perubahan yang terjadi pada Gen
dari suatu tanaman. Apa itu Gen? maka kembali kita harus mencari literature dan
informasi terkait gen, maka akan di dapat bahwa gen adalah susunan asam-asam
nukleat,(atau setara atau hamper sama dengan asam amino) yang terdapat di dalam
inti sel dari suatu sel di dalam tanaman.. Asam amino adalah organik dasar
penyusun dari protein.
Pertanyaan
selanjutnya adalah bahwa mutasi adalah perubahan yang terjadi pada gen.
Perubahan pada gen? kenapa gen berubah ?,
faktor apa yang menyebabkan perubaan gen?, kapan hal tersebut akan terjadi ?, bagaimana prosesnya ? dan masih banyak
pertanyaan lainnya. Untuk itu maka kembali kita uraikan pertanyaan-pertanyaan
tersebut satu-persatu sambil mencari literature dan informasi dari berbagai
sumber.
Berubahnya gen bisa terjadi karena dua hal:
1. Gen
yang ada rusak atau berubah akibat hal-hal tertentu. Maka pertanyaan
selanjutnya, faktor apa saja yang mampu menyebabkan rusaknya atau berubahnya
gen. Kembali untuk dapat menjawab pertanyaan ini maka kita harus tahu, apa itu gen ?. Di atas sudah disebutkan bahwa
gen adalah susunan asam-asam nukleat yang setara asam amino, dan asam amino
adalah organik dasar penyusun protein, maka kita akan lebih mudah membayangkan
bila kita bertanya faktor apa saja yang dapat menyebabkan rusaknya protein? Jadi semua faktor yang mampu menyebabkan
rusaknya atau berubahnya gen akan mampu menyebabkan mutasi.
2.
Berubahnya gen hasil
replikasi saat proses replikasi DNA.Berarti dalam hal ini ada factor-aktor yang
mengganggu preses repliaksi DNA sehingga terjadi salah cetak, dan berdampak
pada perubahan susunan asam nukleat yang dihasilkandan berdampak pada perubahan
sifat dan karakter yang muncul. Berarti semua factor yang ampu menganngu dan
merusak proses replikasi DNA akan dapat menyebabkan perubahan susunan asam
nukleat yang berdampak mutasi. Berarti
semua hal yang mampu mengganggu proses replikasi DNA mampu menghasilkan mutasi.
Mutasi Permanen dan Tidak Permanen
Perubahan
pada gen tersebut akan di munculkan bila gen tersebut direplikasikan dan bila
perubahan tersebut hanya direplikasikan pada sel-sel atau jaringan tertentu
saja maka perubahan tersebut bersifat sebagian saja dari bagian tanaman
tersebut tidak menyeluruh dari individu tersebut, hal ini di sebut Khimera,
perubahan gen yang hanya sebagian saja. Dan bila perubahan gen tersebut
direplikasikan pada titik meristem, maka semua sel dan jaringan yang tumbuh
akan mengalami mutasi, karena sel meristem adalah sel awal tumbuhnya primordial
organ baru
Banyak
orang bingung dengan definisi yang ada sehingga membingungkan. Ada orang yang
bertanya, mutasinya permanen atau tidak? Jadi maksud dari pertanyaan tersebut
adalah mutasi akan terjadi terus setiap tumbuhnya tunas baru dan mutasi
tersebut bisa diturunkan ke genereasi berikutnya. Mutasi yang demikian adalah
mutasi yang terjadi di meristem sehingga setiap sel baru yang tumbuh dan
berdiferensiai akan mengalami mutasi
Atau
bisa juga dikatakan bahwa mutasi terjadi
pada sel yang sedang membelah. Di dalam tumbuhan, sel yang sedang membelah dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Sel meristem.
Bila mutasi terjadi pada sel meristem, maka mutasinya bersifat permanen dan
bisa diturunkan ke generasi berikutnya, karena mutasi pada sel meristem ini
bila sudah dewasa, akan menghasilkan bunga dan buah yang termutasi juga, karena
bunga dan buah (termasuk bijinya) awalnya juga berasal dari sel meristem
tersebut, sehingga mutasi tersebut permanen dan diturnkan pada generasi
berikutnya.
2. Sel jaringan atau organ
yang sedang tumbuh. Mutasi yang terjadi
pada sel dari jaringan dan organ yang sedang tumbuh maka mutasi tersebut
bersifat permanen pada jaringan dan organ tersebut, tapi tidak diturunkan karena
mutasi tersebut tidak terjadi di sel mersitem, hanya lokal di jaringan atau
organ tersebut saja. Jadi sebenarnya mutasi di jaringan dan organ tersebut juga
permanen dan bisa diturunkan pada generasi berikutnya bila jaringan dan organ
tersebut dikulturjaringankan dengan metode embrio somatik, maka akan dihasilkan
kultur yang termutasi, karena berasal dari sel yang termutasi. Tetapi secara
konvensional mutasi yang terjadi secara Khimera
(sebagian saja), maka mutasi tersebut tidak akan muncul pada saat tumbuhnya
tunas baru, sangat disayangkan, kecuali bila kita bisa kultur jaringan, maka
bagian yang termutasi tersebut bisa kita kulturkan dan dengan metode embrio
somatik ditumbuhkan tunasnya maka tumbuhlah hasil kultur yang termutasi.
Di
sisi lain ada suatu perubahan yang hampir mirip dengan perubahan mutasi, Daun
berubah warna belang putih atau putih semua, tapi kemudian perubahan tersebut
ternyata lambat laun akan kembali normal, hal ini bukanlah mutasi, tapi bisa
disebabkan oleh kekurangan unsur hara, atau adanya zat tertentu yang menghambat
proses pembentukan klorofil atau plastida, tapi bila zat penghambat tersebut
hilang maka pembentukan klorofil atau plastid tersebut berangsur pulih kembali
sehingga daun berangur normal berwarna hijau kembali. Hal seringkali terjadi di
kalangan pecinta tanaman yang suda senang mendapatkan tanaman yang dianggap
termutasi dengan harga relative murah tapi ternyata pulih kembali.
Perbedaan Mutasi Dan Bukan Mutasi
Bagaimana
membedakan perubahan yang terjadi karena mutasi dan perubahan yang disebabkan
oleh defisiensi unsure hara atau penghambatan sesaat oleh zat tertentu.
Sebenarnya secara fisual bisa dibedakan.
1.Warna Putih Mutasi.
Corak
warna antara sel yang normal dan sel yang termutasi atau berwarna putih
terlihat sangat kontras, sehingga corak putih pada daun yang
termutasi terlihat kontras dengan sel normal disekitarnya. Oleh sebab itulah
warna putih terlihat sangat indah diantara warna hijau daun yang normal.
2.Warna Putih Bukan Mutasi
Warna putih pada daun yang disebabkan
kekurangan unsur hara umumnya degradasi
perubahan warna dari hijau ke putih tidak kontras ada degradasinya (tidak
kontras), hal ini disebabkan bahwa kekurangan unsure hara mempengaruhi semua sel daun sehingga
kekurangan unsur hara tidak terlihat kontras pada sel-sel tertentu saja.
Faktor Yang Mempengaruhi Variasi
Ternyata
perubahan atau adanya variasi sifat atau karakter dari suatu jenis tidak melulu
karena mutasi ada beberapa faktor yang menyebabkan mutasi, ayitu:
1.
Faktor
Gen resesif
Ada
peluang perubahan sifat atau karakter yang disebabkan oleh adanya gen resesif.
Secara alami gen resesif ini tidak dimungkinkan untuk dapat muncul ke dunia
ini, karena gen resesif selalu menempel pada gen yang dominan. Gen resisf ini
mungkin muncul bila gen tersebut bisa berdiri sendiri. Hal ini hanya
dimungkinkan bila menggunakan teknologi kultur jaringan dengan metode anther
atau metode kultur polen, bila anther atau polen tersebut resesif.
2.
Faktor
Gen tidur
Yang
saya maksud dengan gen tidur dalam hal ini adalah, keanekaragaman gen yang ada
di dalam suatu jenis liar yang sebenarnya di dalam gennya mengandung rangkaian
gen yang belum terekspresikan ke dunia ini. Gen inilah yang saya sebut dengan
gen tidur. Para ilmuwan menyebautnya dengan keanekaragaman genetic yang perlu
dieksplorasi dari jenis-jenis liar. Dalam jenis-jenis liar masih banyak
mengandung gen-gen unggul yang unik dan spektakuler yang kita tidak tahu,
akrena belum ada di dunia ini. Gen tersebut akan muncul bila ketemu dengan
rangsangan yang cocok. Contoh: ternyata penyakit AID obatnya ada di dalam
tumbuhan obat sejenis cemara yang bernama Taksus dari Kalimantan. Penyakit sapi
gila ternyata obatnya berada dari gen yang berasal dari Anoa satwa mamalia dari
Sulawesi. Hal ini tidak diketahui sebelumnya. Para peneliti berusaha mencari
dari keanekaragam genetic yang ada dari jenis-jenis liar yang ada di Indonesia.
Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Mega Biodiversity.
3.
Faktor
Umur
Ternyata
umur sangat mempengaruhi kualitas atau sifat atau karakter yang ada. Umur
terkait dengan kemampuan fungsional dari sel, jaringan maupun organ di dalam
menjalankan fungsinya. Setiap mahluk hidup didunia ini tidak akan dapat lepas
dari dimensi waktu (umur). Perubahan fungsional dari sel, jaringan dan organ
sedikit banyak berpengaruh pada kualitas, kinerja, ukuran dan bentuk morfologi.
4.
Faktor
Fisiologis
Faktor
fisiologis terkait dengan kemampuan fisiologi yang dimungkinkan karena
tersedianya berbagai factor yang mendukung proses fisiologi, seperti
bahan-bahan organic, kesiapan organ dalam melakukan fungsi tertentu, oragnik
khusus yang dihasilkan dan sebagainya. Kemampuan fisiologi berdampak pada sifat
atau karakter yang dimunculkan.
5.
Faktor
Mutasi
Faktor
mutasi inilah yang memang sedang kita bahan di dalam buku ini dengan detail.
Mutasi ini bisa menyebabkan perubahan yang beragam sesuai dengan perubahan yang
terjadi pada gen. Dalam hal ini prioritas utama yang dibahas terkait dengan
mutasi Variegata.
BAB III. MEMBUAT
MUTASI DAN VARIEGATA
Pendahuluan
Ternyata Mutasi dan Variegata bisa
dibuat. Dengan memperhatikan proses pembelahan dan perbanyakan DNA (gen) ,
memperhatikan bahan penyusun dari asam nukleat, posisi dan letak gen tersebut
dalam tumbuhan, bahan kimia atau factor yang dapat menyebabkan mutasi dan
variegata, dan ternyata bisa di hasilkan tanaman mutasi dan variegate, tidak
harus menggunakan alat-alat yang mahal serta kondisi lab yang mahal. Penulis
sudah membuktikan dan berhasil membuat variegate pada tanaman anthuriom pada
tahun sekitar 1996, dan hasilnya keren banget. Tapi sayangnya percobaan
tersebut tidak didokumentasikan formulanya dengan benar sehingga lupa dan untuk
membuat kembali ada yang kurang sehingga belum berhasil kembali. Dalam buku ini
akan diuraikan semua hal yang terkait dengan mutasi dan variegata yang dapat
dijadikan bekal di dalam mengevaluasi hasil perlakuan mutasi dan variegata.
Diharapkan Anda mampu mengevaluasi dan dengan menggunakan pendekatan logika dan
dasar ilmiah sehingga pada akhirnya akan didapatkan tanaman mutasi dan
variegate. Bila kita sudah berhasil mendapatkan tanaman mutasi dan variegata,
dan itu harus dicatat dengan baik agar keberhasilan membuat mutasi dan
variegata tersebut tidak hilang atau lupa.
Pendekatan
Logika dan Dasar Ilmiah
Kita harus menggunakan pendekatan logika
dan dasar ilmiah di dalam menyusun rencana perlakuan yang diberikan pada
tanaman yang akan di mutasi dan variegate. Tahapan atau langkah pendekatan
logika dan ilmiah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gen
adalah suatu zat yang bahan penyusunnya dari asam nukleat, yang hamper setara
dengan asam amino. Dan asam amino adalah zat organic dasar dari protein.
Berarti semua factor yang dapat merusak menyebabkan perubahan dalam bahan
penyusun protein dapat menyebabkan perubahan susuanan asam nukleat yang berarti
merubah sifat dan karakter yang dihasilkan.
2. Mutasi
dan variegate terjadi saat proses pembelahan, karena dari proses pembelahan
tersebut maka gen yang termutasi dan diperbanyak dan berdiferensiasi dan juga
bahwa dalam proses pembelahan sel terdapat peluang salah cetak dalam proses
replikasi DNA. Berarti bila kita ingin membuat mutasi harus diberi pada daerah
target sel yang sedang membela. Dan harus mengenai DNAnya atau zat tersebut
mampu masuk sampai ke inti sel.
3. D
alam tumbuhan sel yang sedang membelah dikelom;ppokkkan menjadi dua kelompok
besar: 1. Sel meristem apical dan lateral, 2. Sel organ yang sedang tumbuh.
Berarti kedua sel yang sedang membelah ini merupakan target dari perlakuan
mutasi dan variegate. Terdapat perbadaan yang sangat siginifikan dari dua kelompok
sel yang sedang membelah tersebut. Bila target mutasi dan variegate adalah sel
meristem baik apical maupun lateral, dan bila ternyata berhasil, maka mutasi
dan variegata yang dihasilkan akan bersifat permanen dan diturunkan ke generasi
berikutnya. Sedangkan bila target mutadi dan variegate adalah sel organ yang
sedang tumbuh, maka mutasi dan variegate yang dihasilkan permanen pada organ
tersebut saja, tapi bila tumbuhan tersebut tumbuh membesar maka mutasi tersebut
tidak ikut tumbuh, tidak ikut termutasi semua. Bila sel yang sedang tumbuh
tersebut adalah sel organ buah dan mutasinya sampai ke biji, maka bila biji
tersebut ditanam maka mutasi akan diturunkan.
4. Berarti
bila membuat perlakuan maka targetperlakuan yang harus dilakukan adalah merusak
DNA atau merusak/ mengganggu proses pembelahan sel, khususnya replikasi DNA.
Dan bila kita spesifikan lagi adalah saat proses anaphase dalam mitosis.
5. Untuk
merusak DNA dapat diberikan zat atau perlakuan yang mampu merusak protein.
Untuk mengganggu proses replikasi DNA bisa kita buas sedemikian rupa sehingga
replikasi DNA menjadi salah cetak, bisa dengan berbagai cara misalnya
mempercepat proses pembelahan, memberkan zat yang dapat mengganggu proses
repliaksi, memberikan perlakuan suhu ekstrim, radiasi sehingga gen ”ceroboh”
tidak hati-hati dalam mereplikasi asam nukleat sehingga menyebabkan salah cetak
DNA.
6. Harus
bisa dipastikan bahwa proses pembelahan sedang berlangsung pada titik meristem
atau sel yang sedang membelah. Untuk memastikan hal tersebut maka dapat dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak ada meristem atau sel lain yang membelah. Jadi
dengan membuat perlakuan pemangkasan semua sel yang sedang membelah kecuali sel
atau meristem yang akan diberi perlakuan.
7. Perlu
dibayangkan dan dipastikan bahwa zat atau perlakuan yang diberikan mengenai
targetnya, dalam hal ini adalah gen yang ada di dalam inti sel di dalam
meristem, dan meristem tersebut ada yang apical biasanya tertutupi oleh
seludang daun, dan meristem lateral tertutupi oleh seludang tangkai daun. Untuk
memastikan hal tersebut maka cara perlakuan yang diberikan bisa dengan berbagai
cara dan kreatifitas, asal dengan syarat tidak mematikan tanamannya.
8. Jadi
pada prinsipnya yang paling mudah untuk diberi perlakuan adalah titik tumbuh
yang ada pada tanaman. Titik tumbuh terdapat pada embrio, biji, pada tanaman
monokotil ada titik tumbuh apikal, dan pada tanaman dikotil titik tumbuh apikal
dan lateral.
Pemilihan
Jenis dan Bahan Tanaman
Pemilihan jenis tanaman yang akan diberi
perlakuan mutasi dan variegate harus memperhatikan trend yang sedang terjadi,
dan menimbang nilai komersial jenis tanaman yang akan diberi perlakuan.
Misalnya untuk sataa ini, Desember 2019, trend masih mengarah pada jenis
Phylodendron sp. Bisa dipilih jenis philodendron yang termahal kalau bahan
tanamannya ada dan mampu mengadakannya. Bila berhasil membuat mutasi dan
variegate pada tanaman yang bernilai komersial tinggi maka tanaman mutasi dan
variegatnya akan sangat mahal.
Dalam
pemilihan bahan maka bahan tanaman yang paling mudah diberi perlakuan adalah
biji, yang berikutnya adalah bibit atau ukuran semai. Logikanya kita memerlukan
titik tumbuh. Titik tumbuh adalah primordial organ, bukan besarnya yang penting
tapi ukurannya yang semakin kecil akan semakin baik karena peluang terpengaruh oleh
perlakuan yang diberikan lebih besar dan lebih mudah.
Persiapan
Bahan Tanaman
Biji atau semai, atau bahan tanaman
kecil dipilih yang sehat dan terbaik dari yang ada. Kondisi tanaman sebaiknya
sehat, jouvenil, viabilitas tinggi. Bahan tanaman disiapkan semua demikian
tempat untuk meletakkan bahan tanaman pasca perlakuan harus dipisah dari yang
lain agar tidak tercampur dan aman, tidak dirusak oleh berbagai perusak yang
mungkin terjadi.
Tempat
untuk penyimpanan atau inkubasi atau merawat pasca perlakuan mutasi dan
variegate adalah suatu tempat yang aman dari pengganggu dan kondusif kondisi
lingkungannya. Lengkap fasilitas perawatannya. Tempat tersebut bisa berupa
rumah plastic mungil yang diberi paranet untuk mengurangi intensitas sniar dan
bagian sisi diberi screen net sehingga tidak memungkinkan masuknya serangga dan
penyakit termasuk hewan yang dapt mengganggu tanaman yang tela diberi
perlakuan.
Contoh Persiapan
Perlakuan Pada Tanaman
Saya
ingin memberikan contoh persiapan bahan tanamnya agar paca pembaca dapat
melakukanny dengan benar dan tidak salah persepsi dan melakukan perlakuan yang
salah.
1.
Misal Buah Kuping Gajah di bersihkan dari daging buahnya
dan jangan sampai masih ada dagung buahnya harus benar-benar bersih dari
daguing buah kalau bisa biji disikat dengan sikat gigi agar daging buah
benar-benar bersih. Biji kemudian direndam dalam larutan fungisida dan
bakterisida dengan konsentrasi50 mg dalam 100 ml air selama 15 menit, kemudian
di bilas dengan air dan direndam dalam larutan bayclean 20ml dalam 100 ml air
dikocok selama10 menit kemudian dibiulas dengan air bersih sebanyak 3 kali,
kemudian biji dikeringanginkan sampai kering angin, jangan ditempat yang
terkena sinar langsung, selama sekitar 1 hari. Besoknya biji di rendam dengan
menggunakan air hangat dengan suhu sekitar 40 0C dan direndam selama 12 jam
kemudian setelah itu baru diberi perlakuan mutasi dan variegata, direndam
selama sekitar 30 menit, baru setelah itu ditanam dimedia yang sudah disiapkan.
Media yang digunakan adalah media campuran cocopeat dan sekam bakar dengan
komposisi 1:1 dan sebaiknya di sterilkan terlebih dahulu. Sebaiknya tempat
menyemai biji tersebut berpenutup sehingga kelembaban ditempat penyemaian dapat
terjaga dengan baik dan stabil.
2.
Bahan Semai atau kecambah disiapkan dan
diletakkan pada tempat penanaman semai dan kecambah yang baik, dan
berpenyungkup. Persiapan bahan kecambah atau semaian ini disiapkan dan diberi
perlakuan setelah kecambah menumbuhkan danmemunculkan daun pertamanya setelah
kotiledon. Demikian pula dengan semai
disiapkan sampai titi tumbuh terbuka dan terlihat dengan mudah secara
fisual. Tidak terhalang oleh pucuk daun. Setelah itu barulah diberi perlakuan
mutasi dan variegata.
3.
Bibit tanaman kecil, maka harus
disiapkan agar titik tumbuh terbuka sehingga memudahkan saat pemberian
perlakuan mutasi. Misalnya pada tanaman philodendron biasanya terdapt seludang
daun maka untuk titik tumbuh apikalnya semua seludang daun dibuka sampai kalau
bisa terlihat titik tumbuhnya, tapi masalahnya
bila dibuka semua maka sel-sel titik tumbuhnya masih sangat rentan
terhadap lingkungan dengan adanya pembukaan,. Ada dua alternative, yang pertama
dibuka semua sehingga benar-benar terlihat ttitik tumbuh apikalnya dan setelah
diberi perlakuan maka di sungkup dengan palstik agar tidak dehidrasi. Yang
kedua dengan cara seludang bunga dipotong horizontal sehingga terlihat lubang
di tengah yang tembus ke titik tumbuh apikal, dalam hal ini perlu keterampilan
agar pemilihan lokasi pemotongan horizontal tepat tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu pangkal sehingga memotong titik tumuh apical tersebut, berarti salah
dan gagal. Setelah itu di beri perlakuan mutasi dan variegata dan sebaiknay
disungkup juga.
4.
Penyiapan titik tumbuh lateral (di
ketiak daun) maka daunnya dipotong hingga pangkal batang sehingga seludang
tangkai daun tidak menutupi titik tumbuh lateral setelah terlihat maka bisa
diberi perlakuan mutasi dan variegata kemudian tanaman diletakkan di tempat
inkubasi yang kelembaban dan kebersihannya terjaga dan aman dari pengganggu.
Cara Pemberian
Perlakuan Mutasi dan Variegata
Prinsip
dalam pemberian perlakuan adalah larutan, zat yang diberikan dapat mencapai
targetnya dengan baik. Dalam kenyataan
banyak hambatan yang ditemui agar zat perlakuan yang diberikan sampai di daerah
target. Diantaranya:
1. Titik
tunas apical tersembunyi di balik beberapa seludang daun. Pada beberapa jenis
monokotil titik tunas apical berada jauh dari pucuk yang terlihat karena
sebenarnya titik tunas apikalnya ada di ujung tertinggi dari batang, bukan ujung
tertinggi dari tanaman.
2. Titik
tunas lateral (ketiak daun) tersembunyi oleh tangkai daun atau seludang tangkai
daun
Oleh sebab
itulah maka dalam pemberian perlakuan masuknya larutan ke target bisa berasal
dari beberapa arah atau cara :
1.
Disiramkan di media tanam dan masuk dari
pembuluh akar, naik ke batang kemudian ke titik tumbuh appikal maupun lateral,
tapi dalam hal ini akan banyak larutan yang terbuang akibat bereaksi di media
tanam, bereaksi selama perjalan dari pembuluh akar, pembuluh batang da sampai
pada jaringan disekitar titik tumbuh apikal. Oleh sebab itulah jumlah
konsentrasi maupun dosis perlu dipertimbangkan dengan adanya inefisiensi
tersebut.
2.
Disemprotkan dari stomata daun
kelihatnya akan lebih cepat dibanding dari akar tapi jumlah larutan yang
sebenar-benar dapat masuk ke stomata, kemudian beraksi dengan sel-sel yang di
sekitar stomata, jaringan daun, jaringan batang dan sampai ke titik tumbuh
apikal maupun lateral
3.
Disuntikkan ke bagian tunas pucuk, maka
kelemahan dalam hal ini adalah ketersediaan rongga dalam jaringan tanaman yang
dapat menampung larutan perlakuan yang disuntikkan sangat sedikit, bila tidak
hati-hati bahkan akan merusak-sel-sel di sekitar daerah yang disuntik karena
larutan dipaksakan masuk ke dalam jaringan.
4.
Diinfus ke bagian pucuk, sama seperti
disuntik tapi dalam hal ini, masuknya larutan bisa perlahan-lahan dan
berkelanjutan sesuai dengan penyerapan jumlah larutan dalam tanaman tersebut
tapi pasti sangat sedikit karena bila tidak pas saat pertama menginfusnya maka
jarum infuse tidak pas pada rongga udara atau rongga pembuluh sehingga, macet
dan tidak terdistribusikan dengan baik.
5.
Di teteskan secara manual pada ujung
pucuk, dengan harapan tetesan butiran air mampu masuk ke dalam jaringan pucuk
dan akhirnya masuk ke titik tumbuh dengan sistem difusi dan osmosis dari
dinding sel dan sebagian melalui stomata. Kelemahannya lambatnya proses difusi
dan osmosis, dan berpeluang terbuangnya butiran cairan akibat penguapan karena
suhu, dan angin.
6.
Larutan diberikan di pucuk dengan
menggunakan bahan yang dapat memegang larutan tinggi, seperti kapas, busa,
spon, kain dll, sehingga larutan dapat berada lebih lama dan lebih baik di
sekitar pucuk sehingga larutan tersebut dapat masuk , walaupun secara berlahan
tapi lebih baik karena tersedia di bahan pembawa yang mampu memegang cairan
yang tinggi tersebut.
7.
Sistem tetes pada pucuk, hampir sama
dengan sistem infus tapi dalam hal ini tidak disuntikkan ke dalam jaringan tapi
diteteskan dalam interval tertentu sehingga ketersediaan larutan perlakuan yang
dapat masuk dengan sistem difusi dan osmosis dapat lebih baik.
8.
Berbeda halnya dengan biji, maka cara
perlakuan yang dapat dilakukan adalah dengan sistem perendaman biji. Prinsip
dasar yang perlu dipertimbangkan adalah waktu yang diperlukan oleh larutan
untuk dapat masuk ke dalam biji dan sampai di primordial tunas.Seringkali
perlakuan ini akan menghambat proses perkecambahan, sehingga banyak biji yang
tidak berkecambah dan akhirnya mati.
9.
Berbeda pula dengan pemberian perlakuan
pada kultur jaringan, maka perlakuan yang diberikan di media kultur dari kultur
tanaman yang akan diberi perlakuan mutasi dan variegata. Dalam hal ini cara ini
merupakan cara yang paling efisien dan efektif karena jumlah larutan yang
diperlukan sangat sedikit, dan bila ternyata kulturnya berhasil mengalami
mutasi maka akan mudah untuk diperbanyaknya.Kelemahannya untuk mendapatkan
tanaman hasil mutasi yang siap dijual diluar kultur membutuhkan waktu yang agak
panjang karena harus melalui tahapan multiplikasi, aklimatiasi, pembesaran dan
baru siap dijual. Kira-kira membutuhkan waktu 6 – 12 bulan.
10.
Sama halnya dengan media padat kultur
jaringan, maka untuk metode bioreactor,
atau TIS atau shaker bisa di berikan di media cairnya.
Memastikan Bahwa
Perlakuan yang Diberikan berpeluang Berhasil
Target dan tujuan dalam pemberian
perlakuan ini adalah untuk mendapatkan tanaman yang termutasi dan variegate.
Oleh sebab itulah maka kita harus berfikir Out
of The Box, gunakan logika, dasar ilmiah tapi jangan terperangkap pada yang
sudah ada kita bisa lepas dari hal tersebut agar tidak terperangkap ke dalam
perangkap kegagalan, harus berani mengambil tindakan di luar yang biasa tapi
tetap mengacu pada logika dan dasar ilmiah yang tepat.
Pada kondisi yang tidak adanya acuan
atau contoh atau kisah sukses maka kita harus merintis untuk menemukan jalan
baru, untuk menemukan metode baru, kita harus mampu membuat metode dengan
konsentrasi, dosis dan cara yang mempunyai peluang keberhasilan yang besar agar
kita benar-benar mendapatkan tanaman hias daun yang termutasi dan variegata.
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan
perlakuan maka, kita dapat melakukan optimalisasi pada konsentrasi, dosis dan
juga durasi perlakuan, jadi perlakuan tidak hanya sekali. Berapa kali? Acuannya
apa? Untuk menjawab ini kita harus kembali ke teori dasar. Bahwa kita mau
mebuat mutasi dan variegate pada titik tumbuh, berarti selama membelahnya
sel-sel yang ada dititik tumbuh sampai dengan terbentuknya organ baru, bahkan
sampai organnya tumbuh dewasa, adalah waktu atau peluang untuk kita dapat
memberikan perlakuan mutasi dan variegata, karena selama itulah sel-sel berada
pada kondisi membelah. Kondisi membelah inilah waktu yang sangat tepat untuk
memberikan perlakuan mutasi.
Tumbuhnya organ baru (dalam hal ini
daun) dari titik tumbuh dengan kisaran sekitar2 minggu sampai 2 bulan,
disesuaikan dengan jenisnya. Jadi selama organ tersebut masih dalam proses
tumbuh maka bisa kita kasih perlakuan terus.
Strategi
Totalitas Pembuatan Tanaman Mutasi dan variegata
Semua cara, semua usaha, semua faktor
yang dapat meningkatkan keberhasilan perlu kita lakukan untuk dapat
menghasilkan tanaman termutasi dan variegata. Bila diinventarisir ada beberapa
hal yang bisa disinergikan untuk mengoptimalkan peluang didapatkannya tanaman
mutasi dan variegata.
1.
Optimalisasi konsentrasi, dosis pelakuan
mutasi dan variegata
2.
Optimalisasi durasi dan frekuensi
perlakuan.
3.
Penggabungan beberapa zat yang dapat
menyebabkan mutasi dan variegata.
4.
Penggabungan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan mutasi dan varigata
5.
Pengabungan perlakuan pada tahapan yang
berbeda pada suatu tanaman, seperti kultur jaringan, biji, kecambah, semai,
anakan, tanaman remaja dan tanaman dewasa.
6.
Optimalisasi mutasi dan variegata dengan
pemberian perlakuan pada tanaman yang memang sudah termutasi dan variegata
untuk meningkatkan kualitas variegatanya.
BAB IV. FAKTOR DAN METODE PEMBUAT MUTASI DAN VARIEGATA
Pendahuluan
Semua hal yang dapat menghasilkan mutasi
dan variegata. Semua zat yang dapat membuat mutasi dan variegata. Semua faktor yang
dapat menyebabkan mutasi dan variegata
di kelola, disengaja untuk membuat perencanaan perlakuan, disetting agar
menjadi suatu perlakuan dengan tujuan menghasilkan mutasi dan variegata.
Dalam
hal ini maka benar-benar kita akan menyusun suatu metode berdasarkan pendekatan
teori ilmiah dan logika. Sebagian besar dalam metode yang akan diuraikan adala
metode yang be;lum pernah dilakukan dan dibuat berdasarkan hipotesa dan
pendekatan dasar ilmiah dan logika. Oleh sebab itu terbuka untuk dikritisi dan
dirubah sesuai dengan persepsi dan dugaan dari para pembaca dalam
mempersepsikan yang saya uraikan dalam buku ini. Justru saya menganjurkan untuk
terus berkreasi dan jangan takut untuk mengeksplorasi dan berkreasi dengan
metode-metode yang dimodifikasi. Jangan takut mencobakan, justru harus berani
berfikir diluar kotak. Cobakan semua yang menurut feeling anda menarik untuk
dicobakan, bila hal ini terus anda lakukan maka lambat laun anda akan menemukan
kecenderungan yang tidak akan diketahui oleh orang lain.
Dalam
buku ini selalu saya berusaha untuk menyampaikan alasan atau dasar mengapa kita
harus melakukan sesuatu, dasar tersebutlah yang perlu dikritisi dan
dikembangkan, karena dugaan atau hipotesa tersebut semua belum ada yang sudah
dibuktikan secara ilmiah, tapi sebenarnya apa yang disampaikan dalam buku ini
sebagian besar sudah dilakukan dan menghasilkan hasil yang sangat menarik,
sebagian berhasil sebagian gagal. Ujicoba yang dilakukan adalah ujicoba
tradisional yang tidak mengikuti kaidah-kaidah ilmiah sehingga tidak bisa di
klaim sebagai penemuan ilmiah, tapi sebenarnya bahwa hasil yang di dapat adalah
real, dan metode yang digunakan bisa dibakukan untk lebih memastikan hasil yang
di dapat. Jadi sebenarnya dalam hal ini saya ingin membantu para petani di level
bawah bahwa untuk mendapatkan mutasi, dan
bisa mencobakan apa yang ada di dalam buku ini, tapi untuk digunakan
sebagai literature ilmiah, maka
pernyataan, hasil atau metode yang ada tidak dapat dijadikan acuan, sehingga
dia harus membuktikan lagi dengan suatu penelitian dengan rancangan ilmiah.
Saya tidak mengharuskan anda untuk mengikuti apa yang saya tulis dalam buku
ini. Apa yan ada di dalam buku ini hanyalah sebagai dasar atau sebagai acuan,
silahkan dkembangkan lebih lanjut, silahkan di teiliti secara ilmiah bila
memang dianggap penting.
Prinsip
Dalam Memberikan Perlakuan Mutasi dan variegata
Prinsip yang perlu kita perhatikan
adalah bahwa tujuan kita adalah membuat mutasi, bukan membuat organ dan daun
yang ada berubah tapi tidak sampai pada level gen, tidak sampai pada level DNA
yang ada di dalam inti sel. Oleh sebab itulah agar dapat sampai pada DNA yang
ada di dalam inti sel, dan inti sel berada di dalam sel, dan sel yang dimaksud
adalah sel meristem yang sedang membelah, dan sel meristem ini adalah sel yang
tidak pernah tua, dia tidak berdiferensiasi, sel belahan lainnya yang terus
membelah dan terus berdifierensia menjadi berbagai organ tumbuhan. Jadi maksud saya adalah tidak mudah agar zat
atau larutan yang kita berikan bisa sampai pada DNA (gen) tapi tidak
menyebabkan kerusakan atau mematikan tanamannya, dia mampu merubah gen tapi
tidak mematikan dan tidak merusak tanaman tersebut. Bila larutan pembuat mutasi
tersebut mengenai sel yang sedang membelah tapi bukan pada DNAnya yang berada
di dalam inti sel maka perubahan tersebut hanya mengenai mungkin RNA, mungkin
protein, mungkin organ atau lainnya dan menyebabkan perubahan larena larutan
yang diberikan dan akhirnya berdampak pada perubahan seperti mutasi dan
variegata, tapi hal ini tidak permanen, karena sebenarnya DNA yang
mengekpresikan sifat justru tidak kena perlakuan dan tidak berubah alias
normal, sehingga selanjutnya gen akan mereplikasi dan menghasilkan ekspresi
yang normal kembali, maka hal ini lambat laun daun yang tumbuh akan normal kembali.
Hal ini seringkali yang membuat orang bingung, karena mutasi buatan dianggap
jelek tidak permanen dan tidak stabil. Semua hal tersebut disebabkan di dalam
proses pembuatan mutasi dan variegata tidak memperhatikan ini, perlakuan tidak
langsung mengarah pada titik meristem, cara pemberian perlakuan justru merusak
dan memutasi tanaman tapi tidak sampai merubah DNA, tidak dilakukannya
pemurnian dan tidak ada perlakuan untuk membuatnya stabil. Oleh sebab itulah
produk mutasi dan variegata buatan seringkali menghasilkan produk yang jelek
dan tidak baik. Hal inilah yang menimbulkan persepsi negative di masyarakat
bahwa mutasi buatan tidak baik.
Oleh
sebab itulah seharusnya ramuan atau larutan mutasi sebaiknya tidak disemprotkan
ke tanamannya, jangan disiramkan ke media tanam, karena pada akhirnya yang
terkena adalah sel, ajringan atau organ yang ada pada tanaman tersebut tapi
belum sampai pada titik meristem diujung apical maupun tiyik lateral karena
sudah berekasi terlebih dahulu dengan sel-sel dari tanaman tersebut, hal inilah
yang menyebakna perubahan tapi tidak
permanen karena tidak sampai pada DNA di dalam intisel di sel meristem.
Seharusnya
pemberian perlakuan mutasi langsung tertuju pada titik tumbuh mersitem,
seharusnya tidak mengenai atau sesedikit mungkin mengenai bagian yang lain
sehingga tidak memewrikan dampak pada tanaman tersebut ekcuali perubahan titik
meristem tersebut. Jai cara pemberian perlakuan mutasi diberikan dengan sistem
tetes langsung ke titik tumbuh, atau dengan cara di oleskan pada titik tumbuh
dengan cara menambah larutan mutasi dengan Vaseline, dengan sistem tetes
langsung ke titik tumbuh dan sebagainya. Dengan demikian walaupun larutan
tersebut bersifat keras maka tidak akan metaikan tanaman karena yang kita beri
perlakuan hanya titik tumbuhnya saja, tidak akan menganggu fisiologis tanaman
tersebut secara umum.
Mutasi
Buatan Dan Mutasi Alami
Berkembang persepsi bahwa mutasialami
adalah mutasi yang terbaik dan sangat langka (hal ini benar sekali). Dan mutasi
buatan adalah jelek, tidak baik, tidak permanen dan ini seringkali mengecewakan
karena , konsumen merasa ditipu, telah membeli tanaman mutasidan variegate yang
mahal, tapi ternyata sifat mutasi dan variegatanya tidak permanen, dan balik
normal kembali.
Hal
ini memberikan pembelajaran kepada kita bahwa sebenarnya bisa dibuat mutasi
dengan hasil yang terbaik, corak variegate yang menarik, unik dan cantik,
variegate menyeluruh pada setiap daun, bersifat permanen pada organ tersebut
dan bersifat diturunkan pada generasi berikutnya.
Mutasi
permanen dan Mutasi Tidak Permanen
Bagaimana membedakan antara mutasi yang permanen dan
mutasi yang tidak permanen. Dalam hal ini kualitas mutasi bisa dibilang sama
tapi ternyata berbeda kestabilannya. Hal ini disebabkan perlakuan yang
diberikan hanya mengenai organ individu tapi tidak sampai pada level DNA di
dalam inti sel. Berarti DNAnya normal, al inilah yang menyebabkan daun
berikutnya yang tumbuh normal kembali.
Sebenarnya
secara fisual tidak bisa dibedakan dari segi corak variegatanya, tapi secara
logika, kalau mutasi dan variegatanya sudah ternjadi minimal di tiga daun atau
lebih berturut-turut maka kemungkinan besar mutasi tersebut permanen. Bila mutasinya tidak berturut-turut disetiap
daun, kadang nucl kadang tidak maka sebenarnya mutasinya bersifat
parsial/sebagian saja dari sel-sel yang ada di daera meristem, sehingga bila
ternyata sel yang termutasi yang kemudian berdiferensiasi menjadi tunas maka
tunas tersebut mutasi, tapi kemudian sel yang berdiferensiasi menjadi tunas
adalah sel normal maka tunas yang dihasilkan akan normal. Pada kondisi ini
sebenarnya mutasinya permanen tapi tidak menyeluruh pada tanaman tersebut.
Dalam perkembangannya kalau ternyata titik tumbuh yang normal lebih banyak yang
mengalami pertumbuhan maka lambat laun tunas yang mutasi dan variegatea akan
tersingkir oleh rimbunnya tunas yang normal. Pada akhirnya persentase sel atau
jaringan yang termutasi akan teringgal jauh dan terkesan baik kembali (tidak
permanen)
Membedakan
Variegata Karena Mutasi Dan Variegata Karena Gangguan Lain.
Variegata akibat mutasi gen dan
variegate akrena gangguan lain bisa dibedakan dari corak dan degradasi antara
bagian yang variegate dengan bagian yang normal. Pada Mutasi gen maka
variegatabnya terlihat kontrak dengan sel atau jaringan normal di sekitarnya
yang berwarna hijau. Sedangkan yang karena kekurangan unsure hara atau gangguan
lain, biasanya ada degradasi antara bagian yang variegata dengan bagian yang
normal sehingga tidak kontras tapi samar-samar dan tidak menyolok. Biasanya kalau
kekurangan unsur hara maka variegatanya mengikuti pola defisiensi dari unsur
hara yang kurang tersebut misalnya hanya pada daun muda saja, atau hanya di
sekitar pertulangan daun saja, atau di daun tua saja dan warna putihnya tidak
terang. Warna variegate akibat mutasi gen disebabkan berubahnya gen yang
menyebabkan tidak terbentuknya klorofil, dalam hal ini bukan berarti daun
tersebut sakit atau tidak sehat, akrena fungsional dari daun tersebut sehat dan
bagus, oleh sebab itulah karena organ daun tersebut sehat maka daun tersebut
terlihat sehat, mengkilat, warna putih cerah kontras, berbeda dengan warna
putih akibat daun yang sengaja disakiti, maka daun tersebut berada pada kondisi
sakit sehingga daun tersebut tidak sehat hal ini berdampak pada penampakan daun
tersebut terlihat tidak canti, tidak sehat, dan suram, serta terlihat sakit.
Berbeda dengan daun Variegata mutasi.
Faktor
Dan Metode Pembuat Mutasi Dan Variegata
Faktor-faktor yang saya tuliskan dalam buku ini, sebagian
besar merupakan dugaan dari pendekatan logika dan dasar ilmiah, yang
kemungkinan besar mampu mempengaruhi dan merubah DNA harapannya dapat
menghasilkan mutasi. Tapi ternyata bila kita sudah mencoba melakukan berbagai
usaha untuk membuat mutasi. Masyaa Allah, ternyata mahluk Allahpun secara
alamiah mempunyai sistem pertahanan diri yang sangat hebat dan kuat. Itulah
sebabnya kita sulit untuk bisa mendapatkan mutasi. Dan yang perlu diingat
adalah bahwa kita melakukan ini semua dalam rangka menghasilkan sesuatu yang
positif, misal: varitas mutasi yang unik, cantik dan langka, bukan pada
kapasitas untuk menyiksa mahluk Allah. Oleh sebab itulah akan jauh lebih baik
bila akan melakukan perlakuan maka harus memohon perlindungan pada Allah dan
menyebut nama Allah, agar terlindungi dan dirahmati Allah SWT. Aamiin.
1.Perlakuan
Dan Metode Dengan EMS
EMS adalah
singkatan dari Etil Metil Sulfonat adalah suatu zat yang dapat menyebabkan
muatsi suatu tanaman. Lebih lengkap dan jelasnya silahkan Anda searching di
Google. Zat ini adalah zat yang mampu menyebabkan mutasi. Zat ini memang biasa
digunakan untuk mutasi. Oleh sebab itulah maka dalam eksplorasi penggunaannya
Zat ini bisa digunakan sebagai subtitusi penggunaan zat lain yang diragukan
bisa merubah gen tapi mempunyai karakter yang diduga unik dan penting. EMS
dapat dibeli di Esha Flora Plant And Tissue Culture atau di perusahaan bahan
kimia laboratorium kuljar, bioteknologi atau biomolekuler. Biasanya saya
mendapatkan dalam bentuk cair dan harganya juga cukup lumayan mahal. Tapi bila
dengan zat ini mampu menghasilkan mutasi maka harga mahal dapat bandingkan
dengan penghasilan yang akan didapat. Saya belum bisa memastikan konsentrasi
yang tepat. Saya menggunakan pendekatan pada zat-zat yang mampu mempengaruhi
pertumbuhan tanaman yaitu hormone, berarti dikisaran 2-4 mg/l. Tapi kembali
Anda tidak harus mengikuti hal tersebut, karena bisa saja anda melalui
pendekatan konsentrasi ekstrim yaitu semua larutan dalam ampul dilarutkan dalam
1 liter air dan langsung dipakai untuk perlakuan. Ada yang ditambah dengan
komponen lain atau boleh juga diberikan tunggal. Ada pihak yang menyebutkan
bahwa EMS adalah pembuat mutasi dan variegata tapi ada pihak lain yang
mengatakan bahwa EMS pembuat mutasi, jadi pembuat variegatanya masih
dipertanyakan (perlu dicek untuk memastikan fungsinya). Bila hanya pembuat
mutasi saja, maka akan lebih baik bila perlakuan ini digabung atau ditambahkan
komponen perlakuan yang sudah pasti
dapat menyebabkan variegata.
Perlakuan
EMS
EMS diberikan
dalam bentuk cairan yang diberikan ke titik tumbuh, dengan cara di teteskan
atau ditempelkan dengan zat pembawa seperti Vaseline atau dengan sistem tetes.
Tidak hanya apical tapi sebaiknaya semua titik tumbuh apical dan lateral.
Perlakuan dilakukan selama tityik tumbuh tersebut dalam proses pertumbuhan
sampai menghasilkan tunas dan daun muda.
Metode
Menggunakan EMS
1.
Siapkan bahan tanaman bisa berupa biji,
semai/bibit. Atau tanaman lain. Sebaiknya dibatasi jumlag titik tumbuh yang mau
diberi perlakuan.
2.
Siapkan larutan perlakuan sesuai dengan
konsetrasi yang kita inginkan, misalnya berdasar pendekatan ekstrim atau
berdasar pendekatan konsentrasi hormon, misalnya 2 mg/l
3.
Dengan menggunakan pipet maka teteskan
satu atau 2 tetes larutan perlakuan pada titik tumbuh, sampai semua bagian
dititik tumbuh tersebut terbasahi.
4.
Penetesan ini bisa dilakukan 2 kali
sehari yaitu pagi hari (sekitar jam 07.00) dan sore hari (sekitar jam 16.00).
Penetesan ini dilakukan setiap hari pagi dan sore selama2 minggu atau sampai
tumbuhnya tunas baru.
5.
Setelah tumbuh tunas baru , sampai
terlihat tumbuhnya daun dan diamati bagaimana hasil perlakuan yang kita
berikan, apakah menghasilkan perubahan mutasi atau tidak bila tidak maka perlu
dievaluasi apakah perlu ditambah konsentrasinya atau jumlah dosis yang
diberikan ke tanaman tersebut
2.Perlakuan Dan
Metode Dengan DMS
DMS adalah singkatan dari Dimetil Metil
Sulfonat. Zat ini juga diduga mampu menyebabkan perubahan pada level gen.
Adalah sangat menarik bila kita bisa mencobakannya dan melihat bagaimana hasil
yang didapat. Sama dengan EMS maka
pendekatan konsentrasi bisa melalui pendekatan konsentrasi hormon atau berdasar
pendekatan konsentrasi ekstrim. Atau Anda boleh saja menggunakan konsentrasi
sesuai dengan felling Anda. Tidak ada keharusan di dalam kita memberikan suatu
konsentrasi dan dosis.
Perlakuan
DMS
Saya mendapatkan DMS dalam bentuk cair,
dan penggunaannya dalam bentuk cair dengan cara diteteskan dengan pipet atau
alat infuse atau dengan zat pembawa, seperti Vaseline. Perlakuan sebaiknya
dievaluasi sehingga kita dapat melakukan penyempurnaan perlakuan dan metode
sehingga lambat alun kita akan mendapatkan hasil
Metode
Menggunakan DMS
1.
Siapkan bahan tanaman yang sudah siap
titik tumbuh yang akan diberi perlakuan
2.
Siapkan larutan perlakuan yang akan
digunakan.
3.
Ambil pipet dan dengan menggnakan pipet
maka titik tumbuhdi teteskan satu atau dua tetes larutan sampai terbasahi semua
bagian titik tumbuh, dan tidak terbuang.
4.
Tetesi titik tumbuh pagi dan sore setiap
hari selama 1 bulan atau sampai tumbuhnya tunas baru atau daun baru, Bila daun
sudah mulai membesar maka diamati apakah mengalami perubahan atau tidak. Bila
tidak maka harus dievalausi dimana kurangnya, salahnya, kita buat formula yang
baru dan diberikan lagi pada titik tumbuh yang baru.
3.Perlakuan Dan
Metode Dengan Streptomicine
Streptomicine adalah zat yang termasuk
antibiotik. Zat ini dalam jumlah ekstrim dapat menyebabkan mutasi dan
variegata. Perlu dicek kembali daya kerja dan cara kerja antibiotik di dalam
membunuh mikroba, dari situ bisa direncanakan cara perlakuan dan metode mutasi
dan variegatanya. Kita juga dapat mencari berbagai antibiotic lain yang dapat
merusak DNA. Dalam literature disebutkan bahwa konsentrasi ekstrim dapat
menyebabkan mutasi. Streptomicine dalam literature disebutkan tidak hanya mampu
menyebabkan mutasi tapi juga dapat membuat variegate.
Perlakuan
Streptomicine
Perlakuan streptomicione ini haruslah
dengan konstrasi ekstrim. Berapa tingkat ekstrimnya itulah yang belum ada acuan
bakunya. Sementara ini digunakan pendekatan sekitar 1.000 – 3.000 ppm. Tapi ada
juga pihak lain yang menggunakan 10.000 ppm.
Metode
Menggunakan Streptomicine
1.
Siapkan bahan tanamannya
2.
Siapkan larutannya
3.
Teteskan larutan pada titik tumbuh 1 – 2
tetes jangan sampai kebuang.
4.
Lakukan pagi dan sore
5.
Perlakuan diberikan selama 1 bulan,
sampai tumbuh daun muda baru.
6.
Bila tidak terjadi hasil, teruskan
perlakuan sampai tumbuh 3 daun, evaluasi lagi, bila belum juga ada hasil maka
perlu dievaluasi konsentrasinya
4.Perlakuan Dan
Metode Dengan Giberelin (GA3)
Giberelin adalah suatu zat yang masuk
dalam kelompok hormone. Giberelin diketahui dalam konsentrasi ekstrim dapat
menyebabkan mutasi dan variegata. Giberelin diketahui selain berfungsi
merangsang pembungaan dan pembuatan giberelin juga diketahui dapat mempercepat
pembelahan sel. Semakin tingginya konsentrasi giberelin diduga akan merangsang
semakin cepatnya pembelahan sel. Pembelahan sel yang terlalu cepat tidak
diikuti dengan ketersediaan komponen lain
untuk mengisi sel-sel baru yang dihasilkan, demikian pula dengan
klorofil, sehingga giberelin mempunyai peluang menghasilkan tanaman variegata,
apakah kemampuan ini sampai ke level genetik atau hanya sekedar dampak dari
defisiensi unusr hara atau defisiensi organik tertentu, tapi tidak merubah gen?
bila tidak maka ada peluang variegatanya tidak permanen. Bila sampai ke level
genetik maka giberelin akan menyebabkan variegate yang permanen.Dugaan saya
giberelin dapat atau mampu sampai merubah DNA karena kemampuannyamempercepat
pembelahan sel maka berdampak pada salah cetak saat proses replikasi DNA.
Terkait dengan konsentrasinya dlu saya pernah memakai konsentrasi sekitar 1.00
– 3.000 ppm dan mampu menghasilkan variegate pada anthurium. Dan disisi lain
info dari Bu Mery Tjoa bahw abeliau memberikan perlakuan 10.000 ppm pada biji
anthurium dan sebagain menghasilkan variegata. Silahkan dicobakan pada berbagai
tanaman yang ada, seperti saat ini bisa dicobalan pada tanaman phylodendron.
Perlakuan
Giberelin
Perlakuan diberikan dalam bentuk larutan
dengan konsentrasi ekstrim, diberikan secara berulang dengan harapan selama
proses pembelahan terjadi mutasi dan sel-sel yang termuatsi relative
banyaksehingga akan menyebabkan semua sel meristem termutasi, bila sudah
demikian maka semua sel yang membelah dari meristem yang termutasi akan menghasilkan
semua sel yang termutasi. Sel-sel itulah yang kemudian berdiferensiasi menjadi
daun dll, maka daunnya juga akan termutasi dan variegate.
Metode
Menggunakan Giberelin
1.
Siapkan bahan tanaman dengan titik
tumbuh yang sudah terbuka dan memang titik tumbuh tersebutlah yang emndapat
rpioritas untuk tumbuh, atau titik tumbuh itulah satu-satunya titik tumbuh yang
ada. Dengan demikian dapat dipastikan perlakaun yang diberikan akan mengenai
sel-sel yang sedang membelah.
2.
Siapkan larutan perlakuan dengan
konsentrasi ekstrim misalnya 10.000 ppm
3.
Gunakan pipet dan diteteskan pada titik
tumbuh apical dan lateral.
4.
Penetesan dilakukan pagi dan sore selama
sekitar 3 bulan.
5.
Sambil terus diamati pertumbuhan tunas
daun yang mnucul.
6.
Bila sudah mendapatkan hasil variegate
sebaiknya jangan langsung dihentikan perlakuan mutasinya tapi diteruskan sampai
menumbuhkan -2-3 daun berikutnya dan tetap menghasilkan daun variegate hal ini
dapat meningkatkan kestabilan variegata yang dihasilkan.
5.Perlakuan Dan
Metode Dengan 2.4D
2,4 D merupakan zat yang masuk dalam
kelompok hormon auksin yang mempunyai sifat pembentukan kalus (di dalam kultur
jaringan tanaman). Diduga 2,4 D dalam konsentrasi ekstrim dapat menyebabkan
mutasi. Kelompok hormone auksin adalahkelompok hormone yang mendukung pertumbuhan
akar, tapi sebaliknya akan menghambat dan mematikan tunas pada konsentrasi
tinggi. Kemampuan menghasilkan kalus merupakan fungsi yang unik dan khas,
kemungkinan fungsi tersebut kalau diluar botol kultur terkait dengan pembesaran
biomasa akar, dalam hal ini bisa berupa rimpang maupun umbi.
Perlakuan
2,4D
Perlakuan 2,4D prinsipnya sama harus
diberikan pada titik tumbuh meristem, karena titik tumbuhlah akan menyebabkan
terjadinya mutasi dan variegata yang permanen. 2,4D dilarutkan dalam konsentrasi
yang diduga mampu menyebabkan mutasi dan variegate. Konsentrasi ekstrim yang
mampu menyebabkan mutadi dan variegate sebagian ada yang menyebutkan semitar
400 ppm, tapi berdasar pendekatan hormone yang lain dan menggunakan 10.000 ppm
berhasil mendapatkan mutasi dan variegate. Pemberian perlakuan 2,4D harus
hati-hati, karena konstrasi tinggi akan menyebabkan matinya titik tumbuh,
sementara strategi di dalam pemberian perlakuan mutasi dengan 2,4D, kita harus
mampu merubah gen, tapi jangan sampai mematikan tunas, atau gen harus terganggu
atau rusak tapi tunas tidak boleh mati. Oleh sebab itulah maka perlu spesifik
pada khusus bagian meristemnya saja atau bagaimana caranya agar gen terganggu
tap tunas bisa tetap hidup, bisa menggangubungkan dengan komponen lain yang
dapat menjaga agar tunas tetap hidup tapi juga mendukung terjadinya mutasi
yaitu pemberian Giberelin
Metode
Menggunakan 2,4D
1.
Siapkan bahan tanaman yang akan diberi
perlakuan mutasi dengan titik tumbuh yang sedemikian rupa terbuka dan akan
mudah terkena perlakuan mutasi.
2.
Siapkan larutan hormone 2,4D konsentrasi
tinggi 4000 ppm + GA3 2000 ppm dicampur dan dilarutkan dalam 100 ml air. \
3.
Teteskan satu sampai dua tetes larutan
tersebut pagi dan sore selama 2 minggu, ekmudian dievaluasi ada hasil atau tidak
bila ada hasil maka teruskan proses sampai tumbuh daun yang berikutnya,
berhasil lagi, teruskan lagi sampai tumbuh daun yang ketiga bial ternyata masih
tetap berhasil ternjadi mutasi dan tidak kembali normal,
4.
Selanjutnya amati tanaman yang sudah diberi
perlakuan tersebut sampai menghasilkan 3 daun tanpa diberi perlakuan lagi bila
tetap mutasi maka kemungkinan besar mutasi permanen.
6.Perlakuan
Dan Metode Dengan Roundup
Roundup adalah zat herbisida yang dapat
membunuh rerumputan. Adalah zat yang dapat mematikan tunas dari tanaman herba,
tanaman tidak berkayu. Kemampuannya membunuh tunas inilah yang digunakan untuk
membuat mutasidan varigata.
Perlakuan
Roundup
Perlakuan dilakukan sedemikian rupa
sehingga dapar merubah DNA pada titik tumbuh, tapi usahakan titik tumbuhnya
tidak mati. Dan sebaiknay tidak mengenai tanamannya itu sendiri, dengan harapan
peluang tanaman tersebut untuk hidup menjadi jauh lebih besar. Focus pemberian
pada titik tumbuh, tidak mengenai bagian tanaman yang lain dalam kaitan peningkatan
hasil mutasi, mengurangi peluang mati, dan mengurangi terjadinya mutasi
sementara akibat jaringan tanaman yang lain yang terkena larutan perlakuan tapi
bersifat tidak permanen sehingga berpeluang tidak statis tidak berkembang.
Metode
Menggunakan Roundup
1.
Siapkan bahan tanaman yang sudah terbuka
titik tumbuh yang mau diberi perlakuan mutasi dan variegate.
2.
Siapkan formula larutan perlakuan mutasi
dengan konsentrasi 200 ml dalam 100 ml air.
3.
Teteskan titik tumbuh dengan larutan
sebanyak 1-2 tetes setiap pagi
4.
Penetesan dilakukan selama 3 bulan,
dengan memperhatikan daun yang muncul dan evaluasi hasil mutasi yang terjadi.
7.Perlakuan Dan
Metode Dengan Racun Ular/Hewan
Racun ular adalah suatu zat protein yang
dapat merusak protein lainnya, racun dapat mengkoagulasi porotein. Racun ular
diduga dapat mempengaruhi dan merusak asam nukleat dari DNA. Racun ular bisa
didapat dari para kelompok pecinta ular. Pendekatan konsentrasi yang diberikan
adalah menggunakan konsentrasi ekstrim yang dapat merusak asam nukleat. Tidak
ada keharusan berapa ml karena sesungguhnya belum perna ada penggunaan racun
ular ini untuk perlakuan mutasi dan variegate. Jadi berdasar logika saja bahwa
zat ini sudah sedemikian toksis tergantung dengan jenis racunnya jadi
penggunaan dapat dicobakan dengan konstrasi tahap awal yaitu sekitar 10 ml /100
ml air
Perlakuan
Racun Ular/Hewan
Perlakuan racun ular ini karena sangat
beracun maka kemungkinan besar akan merusak sel-sel yang terkena larutan ini,
oleh sebab itulah maka sistem perlakuannya harus langsung ke titik tumbuh
meristem yang akan diberi perlakuan. Usahakan mempengaruhi dan merubah DNA tapi
tidak mematikan titik tumbuh, dan tidak mengenai bagian tanaman yang lain agar
tanaman tidak mati.
Metode
Menggunakan Racun Ular/Hewan
1.
Siapkan bahan tanaman yang akan diberi
perlakuan, siapkan titik tumbuh yang akan diberi perlakuan
2.
Siapkan formula larutan untuk perlakuan
3.
Teteskan larutan ke titik tumbuh
sebanyak 1- 2 tetes jangan sampai kebuang, lakukan penetesan selama 3 bulan.
Sambil diamati tumbuhnya daun yang tumbuh setelah perlakuan.
8.Perlakuan Dan
Metode Dengan Radiasi Sinar Gama
Radiasi sinar Gama hanya dapat dilakukan
di BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional). Radisai sinarGamma merupakan alternative
untuk mendapatkan mutasi. Banyak hasil riset mengenai mutasi sinar gamma ini.
Dan sepengetahuan saya BATAN memberikan layanan bagi masyarkat yang hendak
melakukan radiasi tanamannya
Oleh sebab itulah terkait dengan
perlakuan mutasi dan variegate sepenuhnya dilakukan oleh BATAN. Kita hanya
dapat menyediakan bahan kultur yang akan diradiasi dan melanjutkan hasil mutasi
sinar gama tersebut dengan memperbanyak kultur yang sudah diberi radiasi sinar
gama tersebut.
Perlakuan
Radiasi Sinar Gama
Dilakukan sepenuhnya oleh BATAN. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bahwa bahan yang kita berikan sebaiknya yang
mampu memberikan peluang mutasi yang lebih besar. Bahan yang baik untuk diberi
perlakuan sinar gma adalah: biji, kecambah, bibit kecil, kultur kalus dan
kultur embrio somatik. Setelah bahan di radiasi kita harus memperbanyaknya
dengan sistem kalus atau embrio somatik, tujuannya agar setiap sel berpeluang
untuk dapat tumbuh menjadi individu baru
Metode
Menggunakan Sinar Gama
1. Persiapan
bahan tanaman yang akan diberi perlakuan sinar gama di BATAN.
2.
Setelah bahan telah diberi perlakuan
sinar gamma maka kultur tersebut disubkultur dengn metode kalus atau metode
embrio somatic, untuk meningkatkan peluang munculnya sel-sel secara mandiri
yang sebelumnya sudah terkena radiasi sinar gamma.
3.
Setelah jumlah kultur embrio sudah cukup
banyak, maka selanjutnya kultur embrio somatic di subkultur dengan formula
pembesaran dan pemanjangan batang sehingga kultur membentuk satuan individu
tunggal. Kemudian dilihat apakah ada hasil dari radiasi sinar gamma yang telah
diberikan.
4.
Bila ternyata ada kultur yang termutasi
atau variegate maka kultur tersebut diperbanyak.
9.Perlakuan dan
Metode Dengan Radiasi Sinar X
Sinat X dalam hal ini kita bisa
menggunakan sinar X untuk pointer atau lampu sorot sinar X yang saat ini banyak
dijual dipinggir jalan saat malam hari. Sinar X inilah yang akan kita berikan
pada bahan tanaman yang akan kita beri perlakuan. Targetnya tetap titik tumbuh,
sebaiknya perlakuan tidak mengenai bagian tanaman lain agar tidak ada peluang
mati pada tanamannya.
Perlakuan Sinar
X
Perlakuan sinar X dapat mematikan sel
yang terkena sinar, seperti terbakar. Oleh sebab itulah maka target yang
terkena sinar haruslah kecil atau sedikit sehingga tidak mematikan semua titik
tumbuh, apalagi pucuk. Jadi dibuat kekuatan merusaknya dengan mengatur
intensitas (Bila memang bisa diatur), kemudian juga durasi perlakua penyinaran
yang lama atau sebentar tergantung hasil dari perlkuan tersbut. Prinsip DNA
berubah tapi titik tumbuh tidak mati, tanaman tidak mati.
Metode
Menggunakan Sinar X
1. Siapkan
bahan tanaman yang akan diberi perlakuan sinar X, bisa berupa kultur embrio
somatic atau kultur kalus
2.
Siapkan alat sinar X dan steger atau
alat untuk dapat meletakkan alat sinar X secara stabil dan tidak perlu dipegang
saat perlakuan.
3.
Dalam hal ini kembali merupakan hal yang
baru jadi belum ada literature dalam hal ini, durasi, kita ambil pendekatan
dari peluang tingkat perusakan sinar X terhadap sel kultur.
4.
Setalh itulah maka dindalam laminar
kultur diletaikan di dalam petridish atau boleh tetap di dalam botol kultur
asalkan arah pembrian sinar X masuk dimungkinkan dari samping
5. Kultur
diradiasi dalam waktu tertentu. Baik sekali bila ada kontrol dan ragam durasi penyinaran untuk melihat
pengaruh lamanya penyinaran terhadap mutasi dan variegate yang dihasilkan.
10.Perlakuan Dan
Metode Dengan Radiasi Sinar UV
Radiasi sinar UV juga mempunyai daya
mematikan sel, kemampua inilah yang berusaha untuk kita gunakan dalam membuat
mutasi. Masalahnya sinar UV hanya ada dalam bentuk lampu UV tidak ada yang
berupa pointer tapi sinar UV atau bisa dibuat atau diadakan tanpa biaya mahal
bila bisa akan lebih mudah dalam memberikan perlakuan.
Perlakuan Sinar
UV
Perlakuan sinar UV adalah titik tumbuh,
atau kalus atau embrio somatic. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan adalah
bahwa durasi dan intensitas sinar yang perlu diujicobakan. Dalam prakteknya
bisa menggunakan sinar UV yang ada di laminar.
Metode
Menggunakan Sinar UV
1.
Siapkan kultur kalus atau kultur embrio
somatic yang akan diberiperlakuan sinar UV
2.
Sebaiknya kultur di dalam botol
disiapkan di dalam petridish. Dalam hal ini bisa dua alternative: Pertama
kultur memang disubkultur di petridish, kedua kultur hanya diletakkan dan
diperbanyak sehingga yang terkena perlakuan lebih banyak lebih efisien
3.
Setelah kultur disiapkan di petridsh,
selanjutnay Petridis dimletakkan diruang kerja laminar air flow. Di susun
diletakkan beebrapa petridish sebanyak ruang kerja yang tersedia.
4.
Setela bahan kultur dalam Petridis sudah
disiapkan di dalam runag kerja laminar paka tanahp selanjutnya adalah dengan
menyalakan lampu UVnya, perlakuan diberikan degan durasi tertentu misalnya
berdasar pengalaman kami bisa sekitar 1 – 2 jam
5.
Kultur yang sudah diberi pelakuan sinar
UV selanjutnya di subkultur dan diperbanyak melalui kalus dan embrio somatic,
setelah banyak baru kemudian ditumbuhkan agar terlihat hasil mutasinya
6.
Bila ada individu yang berhasil maka
indovodu tersebut diperbanyak untuk mebuat kloningnya.
11.Perlakuan Dan
Metode Dengan Solder Atau Jarum Membara
Perlakuan ini menggunakan solder, suatu
alat yang baisanya digunakan untuk mensolder peralatan elektronik, atau bisa
juga menggunakan semacam jarum atau alat suntik yang dibakar sehingga membara.
Solder atau jarum ini mematikan sebagian sel tapi sel lain disekitarnya yang
tidak mati akan menglamai gangguan. Gangguan inilah yang merupakan factor
keberhasilan mutasi.
Perlakuan Solder
atau Jarum Membara
Perlakuan diberikan bisa pada titik
tumbuh diluar, meristem diluar , atau juga bisa diberikan pada kultur kalus
maupun kultur embrio somatic di dalam kultur jaringan. Terkait dengan tanaman
mutasi yang dapat langsung diperbanyak maka perlakuan di dalam kultur jaringan
akan memberikan hasil yang lebih menguntungkan. Sedangkan pemberian perlakuan
pada tanaman dewasa maka bila berhasil amka hanya mendapatkan satu tanaman
tersebut,untuk itu perlu diperbnayak dengan melakukan stek, okulasi maupun
cangkokan
Metode
Menggunakan Solder atau Jarum Membara
1.
Siapkan bahan tanaman yang akan diberi
perlakuan solder atau jarum membara.
2.
Siapkan solder atau jarum membara
3.
Bahan tanaman di beri perlakuan solder
atau jarum membara dengan cara menusukkan secara tegak lurus pada tunas apical
atau meristem. Perlu hat-hati jangan sampai satu titik tumbuh mati, karena bila
sudah mati dan disitu tidak ada titik tumbuh lainnya maka perlakuan akan
percuma atau sia-sia saja.
4.
Untuk abhan kultur kalus dan embrio
somatic maka pemberian perlkaun dengan menusukkan jarum membara pada kalus aatu
embrio somatic, jangan sampai mematikan semua kultur.m
5.
Proses penusukan bisa beberapa kali
tergantung besarnya kultur kalus dan kultur embrio somatic
6.
Setelah perlkuan maka bahan tanaman atau
abhan kultur diinkubasi dan diperbnayak lagi untuk kemudian dilihat hasilnya.
bIla ada yang termutasiselanjutnyaadalah dengan memperbanyaknya.
12.Perlakuan Dan
Metode Dengan HgCl2
Hg Cl2 adalah zat yang sangat bercun. HG
Cl2 ini. Zat ini bersifat mutagenik, menimbulkan radiasi bebas berpeluang
menyebabkan carsinogenik. Oleh sebab itulah maka wajib berhati-nati dan wajib
menerabkan sistem kehati-hatian (savety). Konsentrasi yang dapat menyebabkan
mutasitentunya adalah konsentrasi tinggi. Bisa dicoba tahap awal dengan 10 g/
100 ml air. Larutan inilah yang akan diberikan sebagai larutan perlakuan.
Perlakuan HgCl2
Perlakuan HgCl2 diberikan dalam bentuk
lartan dengan konsentrasi tinggi 10 g/100 ml air. Perlakuan bisa diberikan pada
tanaman diluar tapi harus hati-hati. Target tetap titik tumbuh oleh sebab itu
penggunaan perlakuan jagan foya-foya cukup satu dua tetes pada titik meristem apical
setiap hari selama 3 bulan. Sebaiknay tidak tumpang atau mengenaio bagaian
tanaman lainnya agar tidak memnyebabkan peluang kematian.
Metode
Menggunakan HgCl2
1.
Siapkan bahan tanaman yang akan diberi
perlakuan
2.
Siapkan bahan larutan perlakuan dengan
pipetnya.
3.
Teteskan satu atau dua tetes larutan
pada titik meristem apical. Dan penetesan dilakukan selama 3 bulan
4.
Evaluasi hasil daun yang tumbuh selama
perlakuan termutasi atau tidak. Untuk kemudian dievaluasi kelanjutannya.
13. Perlakuan
Dan Metode Dengan Logam berat
Sama seperti Hg, maka logam berat
lainnya juga mempunyai peluang untuk dapat merubah gen. Prinsipnya hampir sama
dengan Hg, demikian pula dengan perlakuan dan metodenya. Unsure hara yang
termasuk ke dalam logam berat adalah?
Perlakuan Logam
Berat
Perlakuan logam berat bisa dikelompokkan
menjadi dua bagian sesuai dengan bahan tanaman yang akan diberi perlakuan.
Pertama untuk bahan tanaman yang sudah dewasa diluar botol kultur, maka
perlakuan dengan cara diteteskan di titik meristem apical maupun lateral.
Sedangkan untuk kultur jaringan tanaman pemberian logam berat bisa dengan cara
perendaman bahan kultur yang kemudian diinkubasikan dan diperbanyak dengan
metode kalus ataupun embrio somatic.
Metode
Menggunakan logam Berat
1.
Siapkan bahan tanaman yang akan diberi
perlakuan logam berat
2.
Siapkan larutan logam berat yang akan
dijadikan bahan perlakuan
3.
Teteskan larutan logam berat ke titik
meristem apical
4.
Penetesan dilakuakan setiap hari selama
3 bulan.
14. Perlakuan
Dan Metode Dengan Racun Tumbuhan (Rengas)
Racun pada umumnya protein dan biasanya
bersifat asam dan mampu mengkoagulasi protein (merusak protein), oleh sebab
itulah maka racun secara logika juga bisa diberikan untuk perlakuan mutasi dan
variegate. Racun tumbuhan banyak macamnya dan sebaiknya yang mempunyai tingkat
racunnya yang tinggi. Cara membuat atau mendapatkan racun tumbuhan tersebut
bisa dengan cara: bila yang beracun adalah getahnya maka kita menampung
getahnya, Bila yang beracun daunnya maka daunnya kita kumpulkan dan diblender
setelah itu disaring. Bila racun dalam bentuk padat seperti lugut bamboo maka
lugut bamboo tersebut dikumpukkan dan di larutkan dan disaring
Perlakuan Racun
Tumbuhan (Rengas)
Racun tumbuan tersebut dibuat suatu
larutan dengan konsentrasi racun tertentu, bila dianggap kurang tinggi
konsentrasinya maka dapat dilakukan proses penguapan sehingga racun akan lebih
pekat.
Metode
Menggunakan Racun Tumbuhan (Rengas)
1.
Siapkan bahan tanaman yang akan diberi
perlakuan mutasi dan variegata
2.
Siapkan larutan perlakuan mutasi
3.
Teteskan titik tumbuh satu atau dua
tetes dilakukan setiap hari selama 3 bulan
4.
Untuk kultur kalus dan kultur embrio
maka perlakuan dengan cara direndam dalam waktu sekitar 1 – 2 jam.
5.
Setelah itu kultur yang telah diberi
perlkaun ditumbuhkan dan diperbnayak dengan sitem kalus dan embrio somatic.
Sambil diamati mutasi yang terjadi
6.
Bila ada hasil mutasi maka tahapan
selanjutnya adalah perbanyakan dan pemurnian mutasi
15. Perlakuan
Dan Metode Dengan 0rganik khas/ektsrim/special (SOP 100, BrainKing, MeliaBiang)
Organik
yang khas, unik ., ekstrim dan special merupakan peluang kita juga untuk
dicobakan sebagai bahan perlakuan pembuatan mutasi dan variegate. Kita memang
tidak tau apa pengaruh dan dampaknya tapi kalau ternyata dam[pak ya sangat
unik, maka kita akan menghasilkan mutasi yang unik, khas dan cantik
Perlakuan
Organik Khas/ekstrim/special
Bahan organic dibuat dalam bentuk
larutan dengan konsentarsi yang diduga cukup ekstrim atau tinggi. Baru kemudian
diberikan sebagai perlakuan pada bahan tanaman yang sudah disiapkan
Metode
Menggunakan Organik Khas/ekstrim/special
1.
Siapkan bahan tanaman dengan titik
tumbuh apical yang sudah disiapkan, terbuka dan sebaiknya mudah atau bisa
langsung terkena larutan perlakuan.
2.
Siapkan larutan perlakuan dengan
pipetnya
3.
Teteskan tanaman dititik tumbuh
apikalnya, setiap hari selama 3 bulan
4.
Setelah itu diamati bagaimana hasil
mutasi pada daun yang baru tumbuh stelah perlkuan mutasi dan variegate.
5.
Bila ada yang termutasi maka langsung di
perbanyak, dikloning.
6.
Bila belum ada hasil maka dievaluasi
kira-kira salahnya dimana.
16. Perlakuan
Dan Metode Dengan Karbit
Karbit adalah suatu zat yang juga dapat
menyebakan mutasi. Karbit ini kemunkinan besar mempunyai kemampuan
memutasi pada sat dicampur dengan air.
Dan membentuk gas. Oleh sebab itulah untuk member perlakuan ini maka kita harus
menggnakan botol yang kuat yang tidak mudah peoelh tekanan gas yang dihasilkan
dari karbit tersebut
Perlakuan Karbit
Perlakuan ini dilakukan dengan
melarutkan karbit ke dalam air dan menggunakan botol yang kuat atau air dan
karbitnya jangan terlalu banyak atau besar, agar botol tidak pecah saat memberi
perlakuan pada bahan tanaman. Berarti bahwa perlakuan ini hanya cocok dengan
menggunakan sistem perendaman. Dan yang bisa menggunakan metode perendaman
dalah bahan tanaman yang berupa biji, atau kultiur kalus atau kultur embrio
somatik
Metode
Menggunakan Karbit
1.
Siapkan bahan tanaman berupa bijiatau
kultur kalus dan kultur embrio somatic
2.
Siapkan botol kultur dan isi dengan air
sebanyak sekitar 50 ml
3.
Sediakan karbit sekitar sebesar butiran
krikil atau kelereng lebih kecil sedikit.
4.
Masukkan bahan tanaman ke dalam wadah
berisi air 5o ml, kemudian masukkan karbit ke dalam air 50 ml yang berisi bahan
tanaman tersebut.
5.
Cepat tutup botol dengan kuat sehingga
gas memenuhi bagian dalam kultur, kocok mediacair yang berisi bahan tanaman
tersebut selama sekitar 15 menit. Prinsip DNA berubah tapi tanaman tidak mati
17. Perlakuan
Dan Metode Dengan Kolkisin
Kolkisin adalah suatu zat yang dapat
menyebabkan mutasi dan dalam hal ini yang terjadi adalah pelipatgandaan
kromosom sehingga ploidi berlipat dari 2n menjadi 4n menjadi 8 n, menjadi 16 n
dan seterusnya. Perlakuan dengan kolkisin ini dalam bentuk larutan yang
konsentrasinya berkisar 1-2 mg/l. Kolkisin adalah suatu zat yang sangat
berbahaya karena dapat menyebakan mutasi dan carsinogenik. Gunakan
sarungtangan, penutup hidup dan savety lainnya.
Perlakuan
Kolkisin
Perlakuan kolkisin bis diberikan di
titik tumbuh, atau di media kultur. Kolkisin ini adalah mutasi yang berdampak
pada membesarnya morfologi tanaman tersebut. Hal ini snagat penting d dalm kita
inginmeningkatkan produktivitas, kecepatan tumbuha dan lainnya yang terkait
dengan pelipatgandaan sifat sebagai konsekuensi pelipatgandaan kromosom
Metode
Menggunakan Kolkisin
1.
Siapkan bahan tanaman yang sudah
disipakan titik tumbuhnya
2.
Siapkan larutan perlakua, atau buat
media kultur yang siudah diberi kolkisin.
3.
Teteskan larutan kolkisin [pada titik
tumbuh dan diberikan setiap pagi dan sore selama 3 hari, kemudian istirahat.
Beri lagi hari senin berikutnya sampai 3 hari, kemudian istitahat lagi demikian
sterusnya samp[ai 3 bulan.
4.
Smati hasil perpanjangan ruas batang
tanaman hasil perlakuan, bila tyernyatamengalami pemendekan buku maka bertanda
tanaman tersebut sudah terkena poliploid.
5.
Pemberian kolkisin dimediakultur hanya
diberikan selama maksimal 2-3bulan setelah atu atau sbelum itu harus
dipindahkan ke media normal multiplikasi agat dapay tumbuh
18. Perlakuan
Dan Metode Dengan Kimia Sintetik Perusak Protein setara(DNA)
Kimia Sintetik Perusak protein
sebenarnya bisa berupa logam berat, bisa juga berupainsektisida maupun
baktiorisa & fungisida Jadi dalam hal ini kimia sintetik ekstrim dan
berdampak merubah gen atau bahkan dapat mematikan.
Perlakuan Kimia
Sintetik Perusak Protein
Perlakuan diberikan dengan cara
dilarutkan dan diteteskan pada titik meristem. Bila pada kultur maka pengunaan
dengan siostem perendamannya
Metode
Menggunakan Kimia Sintetik Perusak Protein
1, Siapkan bahan tanaman
2. Siapkan larutan
3. Tetskan setiap hari selama 3 bulan
19. Perlakuan
Dan Metode Dengan Asam pekat
Asam pekat akan bedanmpak pada
pengrusakan bahan organic termasuk dalam hal ini adalah Gen. Karena asam pekat
sangat bahaya maka perlu hati-hati dalam pemberian perlakuannya. Asam pekat
digunakan dengan pendekatan bahwa Gen rusak atau berubah tapi tanaman tidak
mati, itu yang haus dijaga. Dengan demikian asam pekat perlu diencerkan samapi
pada konsentrasi yangh dapatmenyebabkan mutasi dan variegate tai tidak
mematikan tanaman
Perlakuan Asam
Pekat
Asam pekat diencverkan terlebih daulu
sampai konstrasi tertentu. Siap diguanakn untuk perlakuan
Perlakaun pada tanaman diluar dengan
siostem tetes pada titik apical. Dan pada kultur dengan cara perendman seketika
Metode
Menggunakan Asam Pekat
1. Siapkan
bahan tanaman dan bahan kultr yang akan diberi pwrlakuan mutasi dan varigata.
2. Siapkan
larutan asam pekatnya
3. Teteskan
asm pekat satu tetes kemudian perlakuan dilakukan lagidengan interval 2 hari
sekali selama 3 bulan.
4. Bila
ada yang berhasil maka perlu diperbanyak dan dimurnikan atau dibuat stabil
mutasi dan variegatanya.
BAB V. MERAWAT
MUTASI DAN VARIEGATA
Pendahuluan
Sedemikian
mahalnya harga tanaman mutasi dan Variegata maka setiap tanaman yang daun
berwarna belang putih jadi ikut mahal, hal ini disebabkan hampir semua orang
mempersepsikan bahwa warna putih tersebut disebabkan mutasi variegata. Tapi
mereka kecewa karena ternyata warna putih tersebut berangsur pulih kembali dan
pada tunas muda atau daun muda yang baru tumbuh kembali normal,warna hijau.
Balik
kembali berwarna hijau atau tunas muda kembali hijau disebabkan, bahwa
belakangan ini banyak pihak yang berusaha untuk membuat mutasi dan variegata,
tapi hampir sebagian besar dari mereka adalah pelaku atau pedagang, bukan
peneliti atau ilmuwan atau dosen, sehingga bekal keilmuan tentang fisiologi,
pengetahuan tentang apa itu Mutasi dan variegata mereka masih meraba-raba.
Zaman seperti saat ini, adalah zamannya 4.0, masalahnya bahwa informasi yang
ada adalah sebagian besar berupa informasi yang bersifat ilmiah, berupa journal
ilmiah. Tidak semua orang mampu mengakses dan memahami informasi dari journal
tersebut.
Oleh
sebab itulah saya, sebagai Dosen IPBUniversity merasa memiliki beban moral
untuk dapat membantu masyarakat luas mengenai teknologi membuat mutasi dan
variegata ini. Memang pengetahuan aplikatif tentang variegata masih sangat
langka, apalagi yang terbuka di masyarakat luas. Banyak pihak yang berusaha
dengan logikanya sendiri berusaha membuat hipotesa dan dugaan untuk membuat
variegata, dan sejauh ini sudah sangat bagus tapi, seringkali hasil mutasi yang
ada sangat bergam dan tidak jarang kembali normal.
Buku
ini memang disajikan dengan gaya non ilmiah, lebih ke arah popular dan semoga
dapat dipahami dengan baik oleh lapisan masyarakat luas, khususnya para petani
tanaman hais daun, seperti yang ada di daerah ciapus, pondok bitung, ciawi,
depok, sawangan, gunung putri, tangerang dsb. Saya peruntukkan buku ini
masyarakat luas semoga bermanfaat.
Silahkan bila ada yang ingin bertanya, diskusi tentang tanaman, insyaa
Allah saya, edhi Sandra Hp 08128213720
dengan senang hati akan membantu. Silahkan datang dan main ke Esha
Flora. Plant and Tissue Culture, di Bogor. Jln Kemuning 6 Blok M 6 no 9 Taman
Cimanggu, RT 02 RW 10 Kelurahah Kedung waringin Kecamatan Tanah Sareal
Kotamadya Bogor
Buku
ini jauh dari ilmiah, buku ini dibuat dengan membuang semua norma penulisan
ilmiah, yang menjerat dan membatasi
kreasi dan inovasi, serta menghalangi dalam pencapaian tujuan penulisan buku.
Tujuan dan gaya menulis, cara, isi buku
sepenuhnya untuk pemahaman yang setinggi-tinggin bagi banyak pihak,
setinggi-tinggi manfaat bagi banyak pihak, setinggi-tinggi pengaruh dan dampak
sinergisitas dan kerjasama dengan berbagai pihak., setinggi-tingginya akses ke
pihak-pihak yang berkepentingan sehingga optimal dalam saling bantu membantu.
Buku
ini ibaratnya masih bahan baku dari teknologi,
bila ditinjau dari segi perkembangan ilmu, justru saya mau melibatkan
Anda, masyarakat luas dari awal, dari dasar dan apa adanya dalam pengembangan
ilmu dan pengetahuan. Justru saya ingin Anda, masyarakat untuk dapat
bereksperimen sendiri tentang dugaan dan hipotesa yang disusunnya. Oleh sebab
itulah maka isi dari buku ini masih dapat diperdebatkan, dan maksudnya juga
bahwa di dalam mengacu informasi dan statement atau data yang ada di dalam buku
ini, harus bijaksana dan harus selalu cek dan ricek. Saya menyampaikan
perkembangan ilmu dan pengetahuan apa adanya. Silahkan anda masing-masing
menyusun batu batu tahu ini menjadi ilmu, silahkan menyusun ilmu, menjadi
kesatuan teknologi, silahkan teknologi diaplikasikan sehingga memberikan
amsfaat yang sebesar-besarnya dan seluas-luasnya. Perlu diingat bahwa tidak ada
yang abadi di dunia ini, semua berputar semua berganti semua berkembang dan sebaliknya
banyak dinamika yang terjadi dan kita juga harus siap berdinamika dalam
kehidupan ini.
Kenapa Terjadi
Informasi Yang Simpangsiur
Adanya informasi yang simpangsiur
terkadang informasi yang ada bersifat kontra, sehingga banyak pihak yang
bingung memberikan perlakuan yang baik dan benar untuk tanamannya. Beragamnya
informasi, pernyataan yang berkembang di masyarakat disebabkan hal seperti
berikut:
1.
Banyaknya pihak yang sudah mengetahui
informasi yang sepnggal-sepenggal yang didapat dari internet, dari mulut ke
mulut.
2.
Banyaknya pihak-pihak yang sudah
mencobakannya secara autodidak untuk mendapatkan tanaman hias daun mutasi dan
variegata, dan masing-masing menemukan sesuatu yang menarik dalam percobaannya
tersebut. Dan itu juga disampaikan kepada teman baiknya secara getok tular, dan
akhirnya tersebar luas juga.
3.
Kurang tepat dan salah menyimpulkan
hasil percobaan yang telah dilakukan dengan sistem percobaan seadanya tanpa
mengikuti kaidah ilmiah sehingga hasil yang ada sangat rentan menghasilkan
kesimpulan yang salah bisa dasar-dasar ilmiah yang dimilikinya sangat kurang.
Kesimpulan yang kurang tepat atau salah itu pada akhirnya juga ikut berkembang
di masyarakat.
4.
Banyaknya informasi yang kurang tepat
atau kurang benar akibat banyaknya percobaan-percobaan autodidak dari para
pelaku, membuat informasi yang berkembang menjadi juga kurang benar. Dan
informnasi ini kembali diacu oleh banyak pihak untuk diujicobakan. Jadi hal ini
akan berputar terus sampai ada yang dapat sedikit sedikit mampu mengoreksi dan
membenarkan agar bertahap informasi yang berkembang menjadi benar dan dapat
dijadikan acuan yang baik untuk menyusun percobaan yang lebih lanjut.
5.
Tidak ada larangan untuk mengacu
informasi yang ada dari siapapun. Demikian pula tidak ada larangan untuk
mencobakan semua hipotesa yang kita buat. Tapi sebaiknya dibuat seuatu
kebiasaan untuk selalu cek dan recek , studi banding, informasi tandingan,
untuk meningkatkan tingkat kritis kita dalam menyusun rencana penelitian dan
percobaan.
Ragam Penyebab
Variegata ( warna putih) Pada Daun
Ada banyaknya ragam penyebab dan cara
pelakuan mutasidan variegate membuat variegate yang ada beragam tingkat
kestabilan dan permanennya. Dampak yang terjadi adalah ada variegate yang mampu
bertahan dan stabil dengan baik, ada variegate stabil di satu daun demikian
pula daun muda berikutnya tapi kemudian daun muda yang selnjutnya bertahap
kembali normal. Bahkan ada variegata yang kadang muncul kadang tidak demikian
seterusnya. Lalu bagaimana menyikapinya bagaimana mengevaluasinya bagaimana
memastikan kondisi variegatanya. Untuk itulah maka harus diketahui perkiraan
penyebab dan cara perlkaun yang diberikan sehingga mampu mengevaluasi kondisi
variegata suatu tanaman.
Perlakuan
Mutasi dan Variegata Pada Organ Muda
Pengertian yang dimaksud adalah pada
saat memberikan perlakuan mutasi dan variegate, disemprotkan ke semua bagian
tanaman, dalam hal ini. Semua tajuk (daun baik yang muda maupun yang tua).
Berarti dalam hal ini larutan penyebab mutasi dan variegate mengenai seluruh
bagain tanaman yang sedang membelah sel-selnya. Hal yang penting dan perlu
diingat bahwa larutan vmutasi dan variegate hanya akan berpengaruh pada sel
atau jaringan yang sedang membelah. Bila selama proses pembelahan yang berulang
kali tersebut terpapar oleh larutan mutasi dan variegate maka dampak perubahan
akan semakin besar akan setiap pembelahan sel akan terkena pengaruh larutan
mutasi dan varigata tersebut.
Dalam hal ini maka tanaman dengan daun
muda yang baru membelah atau tumbuh akan mulai terlihat variegate. Sebenarnya
primordial dari tunas atau pucuk sudah terjadi pada sebagian sel di dalam
batang yang belum terlihat oleh mata secara visual, sehingga begitu muncul dan
terlihat oelh mata daun tersebut akan memberlihatkan mutasi dan variegatnya.
Masalahnya adalah apakah perlakuan yang
diberikan cukup kuat dan bisa sampai pada level gen di dalam inti sel di titik
tumbuh meristem apical ? bial iya maka variegate tersebut bersifat permanen,
karena setiap sel yang membelah dari titik meristemtersebut sudah termutasi dan
akan selalu menghasilkandaun variegate.
Bila perlakuan tersebut kurang kuar atau
tidak sampai ke DNA di dalam inti sel, maka berarti yang terdampak variegate
hanyalah primordial daunnya saja, atau daun mudanya saja sehingga setalah daun
muda muncul dan menghasilkan mutasi dan variegate, kemudian menyusul daun baru
daru hasil DNA yang normal maka daun-daun yang berikutnya akan normal kembali.
Demikian pula dengan jenis ramuan yang
dicobakan sangat beragam. Bila ternyata ramuannya tidak mampu merubah gen, tapi
hanya menghambat fungsi tertentu saja, maka begitu hambatannya hilang maka
variegate tersebut akan normal kembali.
Perlakuan
Mutasi Dan Variegata Pada titik meristem
Dalam hal ini hanya ada dua hasil, yang
pertama daun muncul dan variegate dan permanen pada daun tersebut, tapi
sebenarnya karena gennya tidak termutasi maka daun yang berikutnya normal
kembali. Kedua, mutasi sampai ke gen sehingga setiap daun yang tumbuh termutasi
dan variegate. Dan karena perlakuan mutasi hanya di bagian titik tumbuh meristemnya
saja sehingga tidak mempengaruhi pertumbuan daun yang lain.
Kondisi mutasi
dan konsekuensi perawatan
Berdasarkan
uraian diatas berarti ada dua hal yang berbeda
1.
Ada mutasi dan variegate yang berasal
dari hasil perlakuan mutasidan variegate tapi bukan berasal dari sel meristem
yang memang termutasi dan variegata. Mutadi dan Variegata ini belum tentu
permanen, karena sel meristemnya tidak atau belum tentu mengalami mutasi dan
variegate.
2.
Mutasi yang dihasilkan dari sel-sel
meristem yang termutasi variegate. Variegata yang seperti ini umunya permanen
karena berasl dari sel meristem.
Jadi
untuk melihat permanen atau tidaknya sebaiknya dicek bahwa mutasi variegate
yang ada harus dipastikan berasal dari titik meristem.
Tapi
ada lagi hal menarik, ternyata walaupun dari sel-sel meristem ternyata kadang
variegate kadang tidak, maka variegate ini adalah variegat yang bersifat
sebagian atau Khimera. Maksudnya dalam rangkaian genetic di dalam sel meristem
tidak semua bagian sel yang membelah dan beriferensiasi mengalami mutasi dan
variegate. Hal inilah yang menyebabkan kadang muncul dan kadang tidak. Untuk
variegate yang seperti ini maka kita harus tau cara menjaga atau menstabilkan
variegatanya kalau tidak maka lambat laun bisa kalah dengan yang normal dan akan
hilang variegatanya.
Ragam Kegiatan
Perawatan Tanaman Mutasi dan Variegata
1.
Pemupukan
Terkait
dengan sifat variegate ini, maka bila tanaman yang kita milki adalah
benar-benar mengalami mutasi variegate murni, maka kita tidak perlu takut atau
tidak perlu membuat tanaman kita menjadi sengsara agar tetap ada variegatanya.,
karena kalau benar-benar mengalami mutasi dan variegate walaupun dipupuk
apapun, dan diberi makanan yang sehat dan subur maka variegatanya tidak akan
hilang bahkan akan bersifat warna putihnya.
Tapi
bila ternyat variegatnya adalah variegate yang bukan disebabkan oleh perubahan
genteik, tapi hany disebabkan oleh gangguan fungsional organ tertentu, atau
proses penghambatan fungsional tertentu, maka bila hambatannya tersebut hilang
akibat adanya unsure hara atau makanana atau pupuk yang diberikan maka
variegata yang ada akan berangsur akan hilang karena gangguan hambatan
fungsionalnya sudah dapat diatasi. Hal ini sebenranya sangat baik . jadi jangan
sampai kita menjual variegata yang ternyata bukan variegate yang sesungguhnya.
Atau variegata yang bersifat parsial atau organ tertentu saja. Walau pada organ
tersebut atau pada daun tersebut variegatanya permanen, tapi setiap tumbuh daun
baru maka daun baru tersebut akan tumbuh normal.
2.
Kondisi
lingkungan yang baik
Hal
yang perlu disadari adalah bahwa bagian daun yang mengalami variegate akan
memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi, atau sangat mudah tua, sangat
mudah rusak, sangat mudah terbakar. Rentannya hal tersebut adalah karena pada
bagian yang variegate tersbut tidak ada zat plastid, tidak ada klorofil,
mungkin juga sebagian organel selnyatidak berfungsi dengan baik.dan yang perl
diingat walaupun demikian, walaupun warna putih tapi itu adalah tetap berupa
sel-sel daun yang hidup, yangmemerlukan keperluan makanan dan dukungan semua
bahan yang diperlukan untuk hidup, dan memilokitingkat kerentanan yang sangat
tinggi atau mudah rusak oleh sebab itulah maka kondisi lingkungan jangan sampai
ekstri, perlakuan makanan isntan pada bagian daun yang berwarna putih perlu
didukung dengan baik dengan cara di berikanlangsung makanan instan langsung ke
bagian yang berwarna putih bisa dengan cara disemporot atau diusap denga kapas
halus yang sudah diberi larutan makanan yang bergizi. Kondisi lingkungan yang baik
adalah suku sekitar 23 – 25 oC, sinar jangan sampai terik sekitar 40 % sama
sperti penyinaran anggrek. Kelembaban sekita 60 – 80 % jangan sampai terllalu
kering akan mudah tua dan mati.
3.
Penanganan
Hama dan Penyakit
Terkait dengan
hal ini maka bagian daun yang variegata ini adalah bagian daun yang paling
lemah, karena dia tidak mengandung bahan metabolit sekunder yang mampu menjaga
dirinya dari serangan hama dan penyakit. Disisi lain bahwa barian daun yang
berwarna putih ini adalah bahan organic berupa gula, karbohidrat dan selulosa
merupakan bahan makanan bagi mikroba dan hama, sementara penjagaan kurang kuat
oleh sebab itulah kitalah pemilki tanaman yang harus menjaganya dari serangan
hama dan penyakit. Jaga jangan sampai ada peluang tumbuhnya jamurdan bakteri
pada bagian daun yang berwarna putih tersebut. Berarti permukaan daun variegate
jangan lembat atau basah. Mungkin bagus dilapis pelindung atau semir. Dan
pelindung atau semir tersebut mengandung zat anti mikroba dan hama. Dijaga agar
disekitar tanaman tidak ada serangga atau lalat ataupun lainya yang dapat
memakan ataupun bertlur di daun variegate.
4.
Menyehatkan
Tanaman Variegata
Menyehatkan
dalam hal ini ada dua pengertian yaitu
1. Menyehatkan
individu tanaman variegatanya
2. Menyehatkan
bagian daun yang variegate( berwarna putih)
Untuk
menyehatkan tanaman maka perlu disediakan semua kebutyuhan untuk hidup dari
tanaman tersbeut. Selain kondisi lingkungan yang menunjang seperti dijelaskan
diatas maka “factor yang diperklukan untuk pertumbuhan tanaman adalah”
1. Sumber
energy (glukosa, gula putih/rafinasi (usahakan ini alternative terakhir), gula
kelapa, gula aren,molase, gula tebu, ekstrak kurma, air kelapa.
2. Unsur
hara, baik makro maupun mikro
3. Mineral,
sama seperti nomro dua termasuk dalam kategori unsure hara logam.
4. Vitamin
5. Asam
amino
6. Asam
lemak
7. Hormone
8. Enzim
9. Organik
unik lainnya
10. Hayati
penting
5.
Mempercepat
Pertumbuhan
Bila
kita memiliki tanaman variegata maka kecepatan tumbuh tanaman, dalam hal ini
banyak memiliki daun variegata merupakan faktor bernilai komersial untuk itulah
perlu dibuat suatu formula hormone yang dapat memacu percepatan pertumbuhan
tunas daun variegate. Dengan memacu percepatan pertumbuhan tunas daun variegata
maka yang biasanya satu daun tumbuh dalam waktu2 minggu maka dengan perlakuan
ini bila lebih cepat misalnya 3 daun bisa dihasilkan selama dua minggu.
Formula
percepatan pertumbuhan tunas daun variegate:
1. Sumber
energy 30 g molase/ glukosa 30 g/l
(membantu energy pertumbuhan tanaman)
2. Vitamin
B komplek IPI 1 pil /liter (untuk membantu metabolisme tanaman)
3. Hormon
tunas BAP 10 mg/l (memperbanyak tunas yang muncul)
4. Hormon
tunas TDZ 4 mg/l (sinergisitas hormone sitokinin memperkuat daya doronbg tunas)
5. GA3 2
mg/l (mempercepat mpembelahan, antisipasi penggabungan auksin dan sitokinin)
6. IBA 2
mg/l (fungsi untuk mengantisipasi agar dosis tinggi sitokinin tidak mematikan
akar)
7. PPM 1 ml/liter untuk menjaga agar tidak adanya
penyakit yang mendompleng setelah perlakuan
6.
Menjaga
Stabilitas Variegata
Menjaga
stabilitas variegata, terutama untuk variegata yang berisfat Khimera, tidak
seluruh sel meristem mengalami mutasi sehingga munculnya variegata tidak
merata. Bila menghadapi hal seperti ini maka yang harus dilakukan adalah kita
harus berusaha memprioritaskan tumbuhnya tunas baru dari titik tumbuh lateral
dari daun yang mengalami mutasi. Bila ada daun yang kembali normal maka daun
normal tersebut harus segera dipotong, dan jangan dibiarkan tumbuh dan
mendominasi. Setiap ada daun tumbuh normal maka potong. Dan setiap titik tumbuh
yang menghasikan daun variegata maka diprioritaskan untuk tumbuh.
Untuk
megurangi pemborosan bagian yang dipotong agar energy yang dialokasikan untuk
pertumbuhan tidak sia-sia maka usahakan diamati seintensif mungkin seawal
mungkin, sehingga bila pucuk daun sudah memperlihatkan variegate atau tidak
maka bila tidak varigata secepatnya dipotong, usahakan sesedikit mungkin daun
yang tidak variegata jangan dibiarkan. Usahakan semua tunas daun berasal dari
ketiak daun yang variegata, tapi bila terlihat tidak varigata maka cepat potong
kembali. Bila varigata sudah stabil sudah lebih dari 3 daun semua stabil, maka
satu rangkaian tersebut bisa dipotong untuk dibuat individu tanaman varigata
yang stabil dan dijaga bahwa dari tunas tersebut merupakan tunas yang sudah
stabil variegatanya.
7.
Penanganan
Bagian Variegata Khususnya Albino
Bagian
daun yang seluruhnya albino, atauseluruhnya putih apalagi ada beberapa daun
yang seperti itu, maka prinsipnya adalah bahwa bagian daun tersebut arus
dirawat dan didukung semuakeperluannya untuk hidup.Keperluannya untuk hidup
tersebut terkait dengan:
1. Sumber
energy, karena daun albino atau variegate tidak dapat menghasilkan energy tidak
bisa berfotosintesis, sehingga wajib diberikan makanan instan (makanan yang
siap konsumsi)
2. Vitamin
B komplek, setiap sel hidup memerlukan suatu zat yang dapat membantu proses
metabolisme, dalam hal ini adalah vitamin B komplek, untuk mudahnya bisa beli
vitamin B komplek IPI yang murah, dengan konsetrasi sebenarnya 1/3 perliter
tapi terkait dengan inefisiensi dalam pemberian bisa diberikan formula dengan
konsetrasi 1 pil untuk satu litar air
3. Hormon
tunas berfungsi menjaga gar fungsional sel-sel daun dapat terjada dngan baik
untuk ini perlu ada walaupun tidak harus tinggi konsnetrasinya, misalnya 2 mg/l
4. Hormone
giberelin juga sangat diperlukan untuk menjaga agar pentumbuhan dan dominasi
kehidupan tetap terjadi menghamat dominasi zat yang mematikan dalam tanaman
yaitu zat penghambat dan zat etilen.
5. Zat
organic, air kelapa, selain meadanya komposisi hormone juga banyak mengandung
organic pentingdalam air kelapa. Dalam hal ini kita bisa bereksplorasi
menggunakan berbagai bahan organic penting seperti ekstrak antanan, propolis,
melia biang, BrainKing, SOP 100
6. Asam
amino merupakan hal yan sangat penting terkait inti sel, dan fungsional DNA dan
RNA ini sangat penting terkait dengan umru sel albino atau variegate. Untuk
keperluan asam aminoini bisa menggunakan produk yang ada di pasaran misalnya :
aminoloban (produk untuk pasien penyakit gagal ginjal), brandsari pati ayam
(asli ekstrak ayam), pepton )(biasa dipakai dalam kultur jaringan), atau
persatuan dalam bentuk glisin, casein hidrolisat dll.
7. Asam
lemak juga sangat penting dalam metyabolisme sel, oleh sebab itu untuk
keperluan asam lemak ini bisa digunakan misalnya, scout emultion, minyak
zaitun, habatussauda, minyak kelapa (extra virgin coconut oil).
8. Zat
antimikroba sangat oenting untuk menjaga kesehatan daun variegate dari serangan
mikroba patogen. Dalam hal ini bisa menggunakan PPM (Plant Preservative
Mixture), atau streptomicine, kloramfenicol, dan amoxiline.
8.
Menguatkan
Keindahan Variegata
Setelah
bagian daun albino atau variegate sehat maka untuk meningkatkan keindahan
sebenarnya bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu menjaga kesehatan daun
variegate secara optimal, melakukan pencegahan kontaminasi mikroba secara
berkala dan menguatkan bagian daun variegate dengan cara mengoleskan suatu zat
yang dapat meningkatkan kualitas keindahan daya tahan dan ketebalan daun untuk
itu bisa dibuat formula sebagai berikut:
1. Kolkisin
2 mg/l
2. GA32
mg/l
3. BAP 2
mg/l
4. Vitamin
B komplek 1 pil/liter
5. Pepton
100 mg/l
6. Minyak
ikan scoud Emultion 1 ml/l
7. PPM 2
mg/l
9.
Membuat
Formula Semir Khusus Daun Variegata
Semir
daun variegate sangat perlu, selain untuk melindungi daun dari radiasidan
kondisi ingkungan yang tidak baik, juga menjaga dari serangan mikroba patogen
dan juga membuatbdaiun lebih cantik karena berkilat sehat. Maka formula yang
harus dibuat harus mengandung zat yang dapat menakomdir hal tersebut:
1. Pepton
100 mg/l
2. Vitamin
B komplek 1 pil/l
3. GA3 2
mg/l
4. Scoud
Emultion 1 ml/l
5. PPM 2
mg/l
6. Chitosan 2 ml/l
7. Extra
Virgin Coconut Oil 1 liter
10.
Memperbesar
Tanaman Variegata
Bila dalam trading factor ukuran daun
dan tanaman penting maka kema;uan kita untuk cepat membesarkan tanaman akan
lebih baik karena berarti empercepat nilai ekonomis untuk hal ini maka bisa
dibuat formula sebagai berikut:
1. Kolkisin
2 mg/l
2. TDZ
2 mg/l
3. BAP
0,5 mg/l
4. Pepton
100 mg/l
5. Vitamin
B Komplek 1 pil/liter.
6. Glukosa
60 g/l
7. PPM
2 mg/l
Semua
diblender dan diaduk merata agar membentuk suspense (selain diaduk juga bisa
menggunakan gelemung air yang paling halus dari aerator aquarium.
BAB VI. PERBANYAKAN KULTUR JARINGAN TANAMAN MUTASI DAN VARIEGATA
Pendahuluan
Teknologi kultur jaringan dalam kaitan
pengembangan tanaman hias mutasi dan variegate mempunyai beberapa aspek penting
yang bisa dilakukan. Dan kalau hal tersebut bisa dilakukan maka dapat
dihasilkan faktor positif yang tidak dimiliki oleh setiap pelaku usaha tanaman
hais daun mutasi dan variegata.
Mengkulturkan tanaamn variegata adalah
tidak mudah. Selain teknologi kultur jaringan itu sendiri sudah merupakan suatu
kesulitan tersendiri apalagi kemudian tanaman yang dikulturkan adalah tanaman
variegate, Ada hal prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengkulturkan
tanaman hias mutasi dan variegata agar kultur jaringan varigata menghasilkan
kultur tanaman varigata yang stabil.
Disisi lain adalah bahwa harga tanaman
hias variegata saat ini masih tergolong mahal oleh sebab itulah maka
ketersediaan bahan eksplan untuk dikulturkan menjadi sangat terbatas. Dan kita
harus benar-benar cermat di dalam menggunakan metode di dalam kultur jaringan
agar tidak salah dalam melakukan metode shingga hasil kultur banyakyang kembali
normal.susuna dan tahapan metode yang dilakukan di dalam menyusun rencana
kultur untuk mendapatkan kultur tanaman hias variegate yang stabil perlu
dilakukan dengan cermat dan hati-hati.
Peluang
kultur Jaringan Merebut Trend Tanaman Hias
Banyak orang membayangkan bahwa dengan
teknologi kultur jaringan akan enak sekali karena dapat menghasilkan tanaman
variegata dalam jumlah besar, dalam waktu yang cepat dan biaya relative murah.
Itulah persepsi dan bayangan banyak pihak. Walaupun sebenarnya itu adalah benar
tapi pada realisasinya kurang tepat, kenapa demikian karena dalam pelaksanaannya
adalah tidak mudah.
Di satu sisi kultur jaringan tidak
mudah, dan perlu waktu untuk perbanyakannya, apalagi kalau bahan eksplan
sterilnya sangat sedikit maka hasil multiplikasinya sangat lambat sehingga
butuh waktu yang panjang, tapi kemudian setelah jumlah tanaman sudah banyak,
ternyata harga sudah turun. Hal inilah yang seringkali terjadi. Oleh sebab
itulah maka perlu disusun dan direncanakan dengan matang semua perencanaan
kultur jaringan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Kultur
Jaringan Tanaman Variegata Tidak Stabil ?
Benarkah demikian sebenarnya bisa
diantisiapasi agar didapatkan kutlur tanaman hais variegata yang stabil. Hal
ini disebabkan karena kita lupa yang menyebabkan stabil apa ? dan yang
menyebabkan tidak stabil apa ?.
Pada kondisi di luar kultur maka tanaman
hais variegate yang stabil didapat dari titik tumbuh yang menumbuhkan variegate
yang stabil, maka tanaman tesebut akan bersifat stabil. Bila kita ingin
mengambil baan eksplan dari bahan indukan variegate perlu diperhatikan bahwa
titik tumbuh yang kita gunakan stabil variegate atau tidak. Walaupun tanaman
tersebut adalah avriegata stabil, melalui titik tumbuh apikalnya, tapi hal ini
belum menjamin stabil dari titik tumbuh ketiak daunnya (titik tumbuh tunas
lateral).
Oleh sebab itulah maka di dalam kultur
jaringan kita harus mengecek setiap titik tumbuh yang digunakan menghasikan
kultru yang variegate atau tidak, bial tidak maka harus kita singkirkan, jangan
diperbanyak. Bila eksplan sudah menumbuhkan minimal 3 daun dan semuanya stabil,
maka di lakukan subkultur untuk setiap mata tunasnya dan kalau tetatp stabil
setelah menumbuhkan 3 daun maka kultur tersebut stabil. Tapi yang harus
diperhatikan adalah walaupun sudah stabil seperti itu jangan menggunakan metode
embrio somatic, akrena belum tentu semua sel dari kultur variegate tersebut
variegate.
Bila kita menggunakan metode variegate
maka kita harus curiga apakah tunas yangh ditumbuhkan berikutnya stabil atau
tidak,bila tidak maka singkirkan, bial iya makaterus diperbanyak sambil dicatat
sampai minimal 3 kali subkultur stabil. Bila sudah stabil maka jangan
menggunakan metode embrio somatic
Dan bila kita terpaksa menggunakan
metode embrio somatic maka harus digunakan eksplan dari hasil subkultur yang
sudah stabil dengan 3 kali subkultur stabil. Setelah dikulturkan dengan embrio
somatic dicek mana yang balik normal, singkirkan demikian seterusnya sampai
embrio somatyik tersebut semua stabil sampai minimal 3 kali subkultur embrio
somatic. Dan yang terpenting, bial didapat yang normal cepat harus
disingkirkan.
Eksplan
Eksplan
di dalam kultur jaringan merupakan hal yang sangat penting, pemahaman tentang
esplan yang baik sangat menentukan keberhasilan di dalam mengkulturkan tanaman.
Pemilihan
bahan eksplan variegata
Satu tanaman dalam pot kita kulturkan
dengan menggunakan eksplan mata tunas,maka setelah dikulturkan ternyata tidak
semua hasil kultur variegate. Hal ini yang harus dipahami. hBahwa satu indukan
Tanamn Hasi Varigata belum tentu menghasilkan kultur yang semuanya variegate.
Hal ini disebabkan bawa sel yang berdiferensiai menjadi titik tumbu belum tentu
mengalami mutasi dan Variegata walaupun daunnya Variegata. Daun avirgata
menggambarkan bahwa sel disekitar titik tumbuh mengalami mutasi dan variegate
tapi belum tentu juga bahwa titik tumbu tersebut termutasi dan variegate.
Apalagi kalau daun yang tumbuh tidak variegate, maka titik tumbuh diketiak daun
tersebut (titik lateral) berpeluang besar tidak mengalami mutasidan variegate.
Jadi acuannya bukalah individu tanaman
tapi acuan titik tumbuh termutasi dan variegate. Jadi kalau kita mau
mengkulturkan tanaman variegata maka sebaiknya menggunakan eksplan yang daun
tempat titik tumbuh tersebut mengalami variegata, bila tidak maka peluang untuk
tidak termutasi dan tidak varigata sangat besar. Untuk mengkulturkan tanaman
varigata dan kita ingin peluang mendapatkan variegatanya tinggi maka kita harus
menggunakan metode stek mata tunas jangan menggunakan metode kalus atau embrio
somatic.
Persiapan
bahan eksplan
Persipan yang harus dilakukan dalam hal
ini adalah mencari indukan yang tingkat kestabilannya tinggi dan gunakan
hanyantitik tumbuh yang berpeluang termutasidan variegate. Cara, untuk titik
tumbuh apical telah menumbuhkan 3 daun yang varigata semua. Untuk yang titik
tumbuh laeral usahakan yang daun pada titik tumbuh lateral tersebut variegata.
Kemudian dipersiapkan untuk diberi perlakuan karantina kultur jaringan
Karantina
Bahan Indukan Eksplan
Karantina untuk bahan indukan eksplan
dari tanaman variegata adalah sebaiknya bukan individunya tapi langsung ke
titik tumbuh yang akan dipakai sebagai bahan eksplan. Perlakuan yang dilakukan
adalah dengan memberikan satu atau dua tetes PPM konsentrasi 2 ml/l atau
antibiotic 500/100 ml air langsung di titik tumbuh yang akan digunakan sebagai
bahan eksplan. Rposes penetesan terus dilakukan sampai titik tumbuh tersebut
diambil sebagai bahn eksplan. Dari pengalaman perlakuan karantina setelah 2-3
bulan baru akan menghasilkan eksplan steril. Hal ini dilakukan bila tanaman
banyak mengandung mikroba, atau sangat sulit mengatasi permasalahan
kontaminasi.
Pengambilan
bahan eksplan
Eksplan sebaiknya diambil dari bahan
indukan eskplan yang sudah diberi perlakuan karantina, hal jni penting karena
pada umumnya keberhasilan inisiasi sangat kecil 0 – 10% saja. Oleh sebab itulah
kesabaran di dalam mengeliminasi mikroba sebelum diambil bahan eksplannya
sangat penting karena seringkali terjadi mikroba di dalam eksplan lebih kuat di
banding bahan eksplannya sehingga waktu diberi perlakuan sterilisasi lebih
sering eksplannya mati tapi mikrobanya masih sehat dan baik-baik saja.
Perlakuan di dalam mengeliminasi mikroba pada sat masih dalam bentuk bahan
indukan eksplan, maka prinsipnya harus menggunakan dan menerapkan perlakuan
antibiotic pada manusia harus terus menrus tidak boleh putus ampai benar-benar
tuntas mikrobanya.
Sterilisasi
Setelah bahan eskplan diambil dari bahan
indukan eksplan, maka bahan eksplan tersebut diberi perlakuan tambaan yaitu
perendaman antibiotik (streptomicine, kloramfenicoldan amoxiline masing-masing
50 mg/100 ml air atau PPM sebanyak 2 ml/l air selama 1 hari dengan air
beroksigen tinggi dengan aerator steril. Setelah itu perlu disterilisasi di
luar laminar Air Flow cabinet terlebih dahulu.
Sterilisasi diluar Laminar mencakup:
1.
Cuci bersih dengan sabun detergen atau
wipol dan bila perlu Tween 20.
2.
Sterilisasi dengan fungisida dan
bakterisida selama sekiatr 10 menit
3.
Bilas dengan air keran sambil
diusap-usap, atau di sikat dengan sikat gigi halus atau sikat bayi sampai
detergennya habis tidak licin lagi
4.
Di bilas lagi dengan air bersih smpai
bersih benar baru kemudian di atruh di botol dan ditutup rapat
Kemudian setelah itu dilakukan
sterilisasi di dalam laminar dengan cara:
1.
Direndam dalam bayclean dengan
konsentrasi 15% selama 7 menit, 10% selama 10 menit dan 5% selama 15 menit.
Kemudian bilas dengan air steril sebanyak 3 kali.
2.
Direndam dengan alcohol 70% dengan
konsentarsi 20% dalam 100ml air, dikocok selama 5 menit, kemudian di bilas air
steril sebanyak 3 kali.
3.
Direndam dengan Hg Cl2 sebanyak 0,1 %
dalam 100 ml air selama 10 menit,kemudian dibilas sebanyak 5 kali.
4.
Setelah itu eksplan siap di dalam botol
steril untuk diinisiasi.
Inisiasi
Setelah eksplan selesai disterilisasi
maka tahap selanjutnya adalah inisiasi. Dalanm tahapan ini media kultur harus
sudah disiapkan, peralatan tanam juga harus sudah disiapkan dan laminar pun
demikian. Bahan eksplan dimasukkan ke
petridish untuk disiapkan menajdi eksplan yang siap tanam. Adapun kegiatan di
petridish adalah memotong bagian pinggir eksplan yang mati akibat proses
sterilisasi, atau ukuran yang eksplan masih kurang pas, masih terlalu pabnjang
dll.. Setelah eksplan siap maka petridish ditutup kembali dan kita membuka
botol kultur steril yang akan digunakan untuk menginisiasi eksplan tersebut.
Cara membuak botol kultur steril harus di dekat api Bunsen untuk mengurangi
peluang kontaminan. Dan setelah botol siap eksplan diambil dari petridish dan
di tanam di botol kultur steril, kemudian ditutup rapat jangan sampai ada udara
yang masuk ke dalam botol kultur
Inkubasi
Setelah inisiasi maka kultur tanaman
tersebut diinkubasikan pada ruang dengan suhu sekitar 23 – 25 oC dengan
intensitas sinar 30%. Tujuan inkubasi adalah menyediakan kondisi lingkungan
yang sesuai untuk pertumbuhan kultur tanaman hias mutasi dan varigata.
Pengamatan
selama inkubasi
Setiap hari kultur harus diamati untuk
mengetahui ada kontaminan atau tidak. Untuk mengetahui ada kontaminan , cara
yang termudah lebih terlihat kontaminasinya adalah dengan melihat dari bagian
bawah botol kultur, hanya perlu hati-hati agar botol jangan dibolak balik yang
berdampak pada lepasnya eksplan dari media. Bila ternyata kontaminan maka
secepatnya harus segera diselamatkan dari kontaminan tersebut
Penyelamatan
Penyelamatan adalah suatu usaha untuk
menyelamatkan eksplan dari penyebab yang dapat menyebabkan matinya eksplan.
Penyelamatan dilakukan bial setelah pengamatan terlihat adanya factor yang
dapat menyebabkan kematian.
Kontaminasi
Penyelamatan dari kontaminasi dilakukan
dengan cara memindahkan eksplan ke media baru yang tidak terkontaminasi.
Pemindahan langsung ini bila kontaminasi tidak menempel pada eksplan. Jadi
eksplan masih tetap steril jadi bisa langsung dipindahkan ke media steril yang
baru. Lain halnya bila kontaminasi ternyata menempel pada eksplan maka dalam
hal ini eksplan perlu disterilisasi ulang.
Browning
Browning adalah suatu proses pencoklatan
di dalam kultur jaringan yang disebabkan eksplan mengeluarkan bahanyang
teroksidasi sehingga berwarna coklat, proses ini dikenal dengan istilah
pencoklatan. Pencoklatan bukanlah kontaminan jadi sebenarnya cara
penyelamatannya berbeda dengan penyelamatan kontaminan. Penyelamatan browning
dilakukan dengan memindahkan eksplan ke kultur media steril yang baru sambil
diatur agar kondis lingkungan mengurangi dampak browning, seperti suhu
didinginkan dari 20 – 23 oC.sinar dikurangi 0 – 10% saja selama 1 minggu sampai
sebulan sampai eksplan tidak mengeluarkan fenol lagi.Browning banyak terjadi
pada esplan yang sudah tua, bahan indukan tua atau tanaman banyak menagndung
bahan metabolit sekunder.
Viabilitas
Viabilitas terkait dengan kemampuan
tumbuh dari eksplan yang diinisiasi biasanya ada suatu kondisi yang eskplan
tidak mati, tidak kontamian tapi juga tidak tumbuh. Dalam hal tersebut eksplan
mengalami masalah viabilitas. Bila sudah demikian maka hal ini terkait dengan
formula dari media kultur terutama formulasi hormone yang digunakan.
Biasanyauntukinisiasi menggunakan mediamdengan komposisi jormon nol maksdunya
adalah untuk mengurangikerugian bial terjadi kegagalan dan juga untuk
mengurangi dampak browning. Tapi bial ternyata sudah berhasil tidak kontaminan
makakultur yang sudah steril ini harus dipindahkan ke media yang mengandung
hormone untuk memacu pertumbuhannya. Formulasi hormone untuk multipliaksi
adalah:media MS lengkap + BAP 2 mg/l.
Subkultur
Subkultur dilakukan dengan tujuan
bermacam-macam tapi kegiatan yang
dilakukan adalah sama yaitu memindahkan kultur tanaamn dari satu botol kultur
ke botol kultur lainnya. Subkulutr yang paling banyak dilakukan dan
berulang-ulang adalah dalam rangka perbanyakan, dengan cara memotong setiap
titik tumbuhnya untuk kemudian ditanam di botol kultur steril yang baru. Bisa
juga perbanyakn dengan cara merajang setiap ajrngan tanaman dan tidak ada titik
tumbuhnya, tapi dalam hal seperti ini maka media kultur yang baru harus
mempunyaikomposisi untuk pertumbuhan embrio somatic yaitu untuk mampu
menumbuhkan sel atau jaringan mampu menumbuhkan embrio somatic dan akhirnya
menumbuhkan tunas baru. Contoh formulasi hormone untuk embrio somatikadalah:
pickloram 2 mg/l. BAP 8 mg/l, TDZ 4 mg/l.
Multiplikasi
Multiplikasi
adalah suatu tahapan perbanyakan kultur tanamandengan berbagai cara,
diantaranya dengan sistem stek mata tunas, sistem kalus, embrio somatic. Atau
bisa juga menggunakan media cair
Cloning
Suatu teknik perbanyakan dengan
menggunakan shaker atau bioreactor atai TIS dan lain –lain yang pada
prinsipnya, kultur tanaman dibuat agar dia memperbanyak diri dan menghasilkan
tuans atau embrio somatic dalam jumlah besar dalam waktu yang relative,
singkat. Teknologi ini sangat penting untuk mengantisipasi permintaan yang
besar.
Pemanjangan/pembesaran
Adalah suatu tahapan yang mengarahkan
pertumbuhan kultur pada pertambahan panjang atau besar sehingga membentuk satu
individu baru, yang kemudian diakarkan dan akhirnya dapat dilakukan
aklimatisasi. Formulasi hormone untuk pembesaran kultur adalah MS + BAP 0,3.
Sementara fromulasi untuk media perakaran adalah: MS + IBA 2 mg/l +NAA 0,5 mg/l
Aklimatisasi
Aklimatisasi
adalah suatu prosses adaptasi yang bertahap suatu kultur tanaman yang sudah
lengkap dan biasa disebut plantlet. Proses adaptasi bertahap tersebut
seharisnya sudah dimualia dari sebelum kultur di pindahka kemedia aklimatisasi.
Tahapannya adalah:
1. Normalisasi
hormone, adalah suatu tahapan ,yang kultur dibiarkan tumbu apa adaya sesuai
dengan kemampuan genetiknya tanpa diberi hormone atau MS 0. Sekitar satu bulan.
2.
Hardening, yaitu suatu proses penguatan
dinding sel agar plantled memliki dinding sel yang kuat, mampu bermetabolisme
yang tinggi. Sekitar 2 minggu sampai 1 bulan
3. Setelah
itu baru proses aklimatisasi yang terdiri dari 3 sungkup: sungkup dari rumah
kaca dari plastic d, paranet dan insecnet, sungkup bedengan dari paranet dan
sungkup bak dari plastic. Pembukaan secara bertahap sekitar 2 – 3 bulan
tergantung pada kesiapan tanamannya. Proses adaptasi dilakukan dengan sistem
pembukaan sungkup bertahap sampai mampu dibuka seluruhnya dan seterusnya.
Repotting/
Pemindahan dalam Pot
Setelah proses aklimatisasi selesai maka
tanaman suda dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang terbuka, ditandai dengan
adanya pertumbuhan tunas daun baru sebanyak minimal 3 daun. Lalu dilakukan
pemindahan ke dalam pot baru yang lebih besar lebih bagus(bila untuk dijual)
dengan media tanam yang kaya hara dan gizi organic.
BAB VII PEMBUATAN VARIETAS MUTASI DAN VARIEGATA
DALAM KULTUR JARINGAN
Pendahuluan
Pada bab ini akan di bahas mengenai
pembuatan kultur jaringan Tanaman Mutasi danVariegata. Oleh sebab itu mohon
maaf yang sebesar besarnya terkait topi ini maka kami menganggap bawa pembaca
adalah orang yang memahami kultur jaringan. Sedapat mungkin kami akan
menyinggung juga kultur jaringan yang terkait topik ini. Dalam topik ini
benar-benar akan dibahas terkait hal teknis kultur jaringan dalam membuat kultur jaringan mutasi dan
variegate. Jadi sebelumnya mohon maaf bagi pembaca yang kurang memahami kultur
jaringan minimal dapat mengikuti pola pikir dalam menghasilkan tanaman mutasi
dan variegata.
Penggunaan teknologi kultur jaringan untuk
menghasilkan tanaman mutasi dan variegata akan lebih berpeluang besar di dalam
meghasilkan tanaman mutasi dan variegata dibandingkan bila hany dengan
menggunakan teknik budidaya konvensional.
Dengan teknologi kultur jaringan dapat
dieksplorasi keanekaragaman genetic yang masih potensial, yang masih tidur di
dalam tanaman tersebut. Di tambah lagi dengan teknologi mutasi dan variegate
maka hasil yang didapat akan sangat beragam. Hail ini sangat menarik bila kita
menyukai untuk mengeksplorasi ragam mutasi dan variegate yang berpeluang
muncukl/dihasilkan.
Secara umum di tahap awal maka harus
dikuasai untuk mengkulturkan tanaman yang ingin kita beri perlakuan mutasi dan
variegate. Mulai dari pemilihan jenis tanaman yang akan dikulturkan, tentunya
yang mempunyai nilai komersial yang tinggi, kemudian mempunyai peluang yang
besar untuk dapat dikulturkan. Selanjutnya diproses sterilisasi, inisisainya
dan kemudian setelah dihasilkan kultur steril maka kultur dibuat dalam bentuk
sediaan Kalus atau embrio somatic. Kalau saran saya sebaiknya dalam bentuk
embrio somatic agar lebih mudah di dalam menumbuhkan tunas untuk tahap
selanjutnya.
Setelah kita memiliki kultur dalam
bentuk kalus ataupun embrio somatik maka harus diperbanyak dalam jumlah besar
karena sediaan ini akan banyak digunakan sebagai bahan perlakuan mutasi dan
variegate yang akan dilakukan.
Membuat Kalus
dan Embrio Somatik
Dalam
membuat kalus dari eksplan steril yang dihasilkan maka dapat dibuat dengan
formula hormone dengan prinsip sebagai berikut:
1. Gabungan
antara auksin dan sitokinin dalam kekuatan yang sama dalam konsentrasi yang
tinggi, contoh adalah IBA 2 mg/l + BAP 2 mg/l, atau 2,4 D 2 mg/l + Kinetin 2
mg/l
2. Sinergisitas
Hormon sitokinin dalam konsentrasi yang tinggi. Contoh : BAP 4 mg/l +TDZ 2
mg/l, atau Kinetin 4 mg/l + 2 ip 2 mg/l
Menjaga Agar
Kalus dan Embrio Somatik Tetap Berkualitas Bagus
Kalus atau embrio somatic yang
dihasilkan akan mengalami perubahan kualitas terkait sifat fisiologis dan
morfologis (umur) oleh sebab itu lah maka sebaiknya kalus selalu disubkultur
paling lambat sebulan sekal, jangan sampai terlalu lama dibiarkan karena
sel-sel yang ada akan menajditua dan didominasi oleh sel tua. Dan sel tua
menghasilkan metabolisme sekunder yang kea rah kematian yaitu zat etilen dan
zat penghambat.
Bahkan untuk menjaga agar viabilitas
kalus atau embrio somatic tetap tinggi, bisa menggunakan prinsip kultur
meristem, yaitu bagian eksplan yang diambil usahakan sekecil mungkin dan
diambil dari bagian meristemnya.
Teknologi
Pertumbuhan Minimal
Yaitu suatu teknologi untuk menyimpan
kultur dalam waktu yang lama, tapi kultur tetap hidup tapi dengan metabolisme
yang sangat rendah. Jadkultur seperti ditidurkan. Dengan teknologi ini maka
kulutr kalus atau embrio somatic tersebut dapat disimpan dan sewaktu-waktu
diperlukan bisa dibangunkan kembali. Fungsinya teknologi ini adalah agar kita
tidak perlu melakukan proses inisiasi lagi dari awal karena akan menyita waktu
yang cukup lama dan tidak mudah, karena keberhasilan inisiasi hanyalah 0 – 10 %
saja. Dengan demikian kita mempunyai stok bahan kultur yang siap digunakan bila
kekurangan bahan kultur untuk perlakuan mutasi, Dengan semakin banyak percobaan
yang dilakukan maka peluang yang dihasilkan untuk mendapatkan kultur mutasi dan
variegata akan menjadi semakin besar.
Stok
Keanekaragaman Genetik Kultur Tanbaman Jenis Liar
Sediaan kultur dari jenis tanaman hias
liar adalah stok Keanekaragaman genetic yang perlu dijaga karena di dalam jenis
tersebut masih tersimpan keanekaragaman
genetik yang belum muncul di dunia ini. Bagaimana kita menyimpannya
yaitu dengan menggunakan teknologi Konservasi In vitro, dengan metode
pertumbuhan minimal
Stok
Keanekaragaman Genetik Mutasi dan Variegata Hasil Perlakuan
Hal lain yang juga perlu dipahami adalah
bahwa sedian kultur yang diberi perlakuan mutasi dan variegate adalah kultur
dengan keanekaragaman mutasi dan variegate yang mungkin terjadi di dalam sel
tanaman tersebut dan belum muncul karena belum membentuk individu baru. Kalu
sel yang termutasi atau varigata tersebut mengalmi proses embriogenesis dan
membentuk individu baru maka akan menajdiindividu variegate. Dan perubahan atau
mutasi yang terjadi dari suatu perlakuan mutasi dan variegate adalah sangat
beranekaragam apalagi bila kita ingat bahwa sedian kultur yang ada adalah
menagndung keakeragaman genetic jenis liar yang mengandung rangakaian gen yang
belum muncul didunia ini.
Oleh sebab itulah maka sebaiknya kita
memiliki koleksi kultur kalus dan embrio
somatic untuk jenis liar dan kita juga mepunyai koleksi kultur yang telah diberi perlakuan mutasi dan variegata.
Dan koleksiini dijaga agar jangan sampai punah karena sangat penting terkait
keanekaragam mutasi dan variegate yang
mungkin dihasilkan ke depannnya.
Pada akhirnya bila kita banyak melakukan
percobaan mutasi dan variegate dengan berbagai macam zat perlakuan mutasi dan
variegate maka kita akan memiliki banyak koleksi kalus dan embrio somatyik
dengan berbagai perlakuan mutasi dan variegate. Koleksi berbagai perlakuan
tersebut merupakan koleksi keanekaragaman mutasi danvariegata yang mungkin akan
kita dapatkan bila dieksplorasi lebih lanjut. Jadi hal iji sangatlah penting,
jangan sampai punah, hilang atau habis.
Pentingnya
Koleksi Kultur Hasil Perlakuan Mutasi Dan Variegata
Kultur kalus dan embrio somatic yang
diberi perlakuan mutasi dan Variegata merupakan koleksi yang sangat penting
bagi pengembangan program mutasi dan variegate, kenapa demikian? Mari kita
lihat dasar ilmiahnya.
Bahwa kalus dan embrio somatic adalah
per masing-masing kalus dan embrio somatic, sebenarnya adalah individu yang
bebas, individu yang mandiri. Sel-sel kalus dan embrio somatic bukanlah
jaringan, bukanlah bagian dari suatu organ tapi dia adalah primerdia (calon )
dari suatu individu. Oleh sebab itulah pada saat di beri perlakuan mutasi dan variegate
maka setiap sel kalus dan embrio somatic memberikan reaksi dandampak mutasi
yang berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi sel tersebut. Beragamnya
reaksi dan dampak inilah yang merupakan sumber awal dari beranekaragam mutasi
dan variegate yang akan muncul nantinya, tapi dengan syarat kita mampu
memunculkan sel tersebut menjadi individu yang terlihat oleh mata kita.
Beragamnya jenis pembuat mutasi dan
variegate, beragamnya sel yang kalus dan embrio somatic yang diberi perlakuan,
beragamnya posisi, letak dan paparan mutasi dan variegate yang mengenainya,
semua membuat beranekragamnya mutasi dan variegate yang akan dimunculkan. Oleh
sebab itulah maka Koleksi ini merupakan sumber mutasi dan variegata wajib dan
perlu di simpan untuk keperluan pengembangannya mutasi dan variegate ke depan.
Memunculkan
dan Memurnikan Mutasi dan Variegata dari Kalus dan Embrio Somatik
Setelah perlakuan mutasi dan vareigata
diberikan maka kultur kalus dan embrio somatic yang ada perlu di perbanyak atau dimultiplikasi dengan
aah perbanyakan kea rah kalus dan embrio somatic, hal ini untuk mengembangkan
dan memperluas dampak mutasidan variegate yang terjadi di level sel yang terus membelah dan memperbanyak diri dan
setiap sel berpeluang untuk dapat muncul menjadi individu baru. Hal inilah yang
tidak dapat dilakukan oleh teknik perbanyakan konvensional. Pada perlakuan
mutasi dan variegate secara konevnsional, kemungkinan besar banyak sel yang
termutasi dan variegata tapi sel tersebut karena merupakan bagian dari suatu
jaringan atau organ maka dia tidak bisa muncul dan tidak terlihat oleh mata
kita. Oleh sebab itulah maka pada perlakuan mutasi dan variegata konvensional
wajib diarahkan pada titik meristem, karena titik meristem itulah yang nanti
akan berpeluang muncul menjadi organ baru dan terlihat oleh mata manusia.
Perlakuan
Mutasi Dan Variegata
Dalam memberikan perlakuan mutasi dan
variegate ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1.
Jenis bahan pembuat mutasi dan variegata
2.
Konsentrasi dan dosis yang diberikan
3.
Cara pemberian perlakuannya.
Disamping itu semua, sebelumnya juga
sudah dijelaskan bahwa target dalam membuat mutasi dan variegata agar stabil
dan permanen adalah titik tumbuh/meristem baik apical dan lateral. Jadi target
semua perlakuan tadi harus ditujukan ke titik tumbuh tersebut. Bila bahan
perlakuan mengenai sel-sel yang sedang tumbuh lainnya selain titik meristem
maka akan menghasilkan mutasi dan variegata yang tidak stabil dan tidak
permanen.
Dari ketiga faktor yang mempengaruhi
mutasi dan variegata tersebut maka sebenarnya selain-satu persatu perlakuan
yang diberikan, maka dapat dilakukan perlakuan kombinasi untuk meningkatkan
peluang variasi dan keberhasilan mutasi dan variegata. Ragam kombinasi yang
dapat dilakukan adalah:
1.
Kombinasi formula perlakuan dua atau
tiga atau lebih dari bahan pembuat mutasi dan varigata. Misalnya gabungan
antara: EMS 20 ml/l + GA3 20.000 ppm/l +
Streptomicine 500 mg
2.
Kombinasi perlakuan formula seperti di
atas yang diberikan ke media kultur, kemudian dari hasil kalus dan embrio
somatic yang di dapat di beri pelakuan sinar gamma (kita kirim ke BATAN) untuk
diberi pelakuan dan kemudian di perbanyak untuk memunculkan varieasi-variasi
yang ada.
3.
Perlakuan penusukan jarum membara,
kemudian disubkultur ke media perlakuan GA3 dan Streptomicine, kemudian di beri
radiasi sinar gamma.
Itu contoh ragam kombinasi yang bisa
dilakukan. Dan kembali yang perlu diingat bahwa setiap kali perlakuan maka
sebenranya kita sudah mempunyai sumber keanekaragaman mutasi dan variegate,
ditambah dengan kombinasinya maka keanekaragamnnya akan bertambah luas lagi.
Bahan kultur yang sudah diberi perlakuan harus diperbanyak dan jangan sampai
habis, kontaminan atau mati. Dari situlah dapat dibangkitkan beranekaragam
mutasi dan variegate yang akan muncul.
Prinsip
Untuk Memperbesar Peluang Menghasilkan Kultur Mutasi dan variegate
Setelah diberi perlakuan mutasi dan
variegate, maka tanapan selanjutnya adalah emperbanyak kultur tersebut dengan
memperbanyakkalus dan embrio somatiknya, sampai jumlah yang besar.Kemudian dari
jumlah yang besar itu diamati terlihat atau tidak terjadinya mutasi. Bila terlihat ada yang
terjadi mutasi maka kultur yang termutasi diperbanyak kembali terus. Selama
perbanyakan tersebut akan terjadi variasi mutasi dan variegate, jadi jangan
sampai kultur yang ada di buang yerus dikembangkan. Bahkan dari kultur yang
terjadimutasi dan variegate terus dikembangkan yang hanya mengalami mutasi dan
variegtata saja, sampai subkultur yang berikutnya semua termutasidan variegate.
Dari kultur yang terjadi mutasi dan
variegate tersebut bisa dijadikan sebagai bahan ekmbali untuk perlakuan mutasi
dan variegate yang lain diharapkan akan memunculkan mutasi dan variegata dengan
variasi yang unik, menarik dan langka.
Penutup.
Dengan
menguasai Teknologi Mutasi Variegata pada tanaman hias maka dapat meningkatkan
nilai komersial suatu tanaman hias. Dan sangat diperlukan dalam persiangan
agribisnis tingkat dunia, Indonesia mempunyai biodiversity tyanaman hias yang
sangat beragam, indah dan cantik. Perlu dimuliakan dengan pengembangan varieasi
corak dan karakter dengan mutase Variegata.